Ingin Bangkitkan Industri Tembakau Nasional, Ganjar: Kenaikan Cukai Tak Boleh Ekstrem
Cerdas MemilihHotNews
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ganjar Pranowo saat mengunjungi pabrik rokok Sampoerna di Jateng. Sumber TPN Ganjar-Mahfud

Jakarta, tvrijakartanews - Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo menyatakan keinginannya untuk mengembangkan bisnis tembakau jika terpilih sebagai presiden pada 2024. Menurut Ganjar, selama ini kebijakan tarif cukai tembakau sangat membebani industri pengolahan tembakau nasional.

Bahkan dalam satu dekade terakhir, Ganjar menyebut industri pengolahan tembakau mencatat pertumbuhan negatif sebanyak 5 kali sejak tahun 2020. Ganjar menyebut kenaikan cukai seharusnya tidak boleh terlalu tinggi dan harus terus dikontrol.

"Hati-hati, kalau kemudian tidak dikontrol nanti rokok ilegalnya akan muncul. Kenaikannya jangan terlalu ekstrem karena nanti akan bertumpu ke petani tembakau, saya pembela petani tembakau soalnya," ujar Ganjar, Selasa, 19 Desember 2023.

Ganjar memaparkan industri rokok kesulitan mengembangkan bisnis di tengah kenaikan cukai secara agresif sejak awal pandemi lalu. Pada 2020, Ganjar menyebut tarif rata-rata cukai rokok naik 23 persen. Lalu tahun 2021 dan 2022 tarif rata-rata cukai rokok juga melonjak masing-masing sebesar 12,5 persen dan 12 persen. Sedangkan pada 2023, tarif rata-rata cukai rokok naik 10 persen.

Menurut Ganjar, kenaikan cukai ini membuat Ganjar geliat industri tembakau nasional terhambat. Ia menyebut pemerintah seharusnya melindungi dan menjamin produksi tembakau di tingkat petani agar para petani mampu menjaga kualitas dan kuantitas produksi tembakau.

"Kalau kita bicara industri rokok tantangannya tidak mudah. Hulunya produksi tembakau kita yang secara nasional makin menurun, kebutuhannya meningkat dan akhirnya ditutupi dengan cara impor maka terhadap petani tembakau sendiri mesti mendapatkan proteksi," ujar Ganjar.

Strategi selanjutnya yang ingin Ganjar terapkan untuk menaikan industri tembakau dengan menjadi jembatan antara petani tembakau dengan pabrik rokok. Ia mengklaim telah sukses menciptakan pengaruh hubungan industrial yang baik sejak saat menjabat Gubernur Jawa Tengah dua periode. Politikus PDIP itu mengklaim selalu menengahi petani tembakau dan pabrik rokok untuk kemudian mengeluarkan keputusan yang menguntungkan kedua pihak.

Ganjar menambahkan produksi tembakau di tingkat petani tembakau Indonesia sebenarnya sudah bagus dan mencukupi pasokan produksi pabrik rokok nasional. Namun potensi itu terbentur regulasi dan politik kepentingan yang membuat petani tembakau dan pabrik rokok kesulitan untuk duduk bareng dan menyelesaikan persoalan yang ada.

"Mestinya pemerintah mendorong ke situ, saya akan dorong ke situ. Kita kena pukulan-pukulan yang keras, ini sebenarnya politik dagang yang biasa saja. Maka kita mesti menyiapkan strategi yang jauh lebih baik pada soal itu," ucap Ganjar.

Terakhir, Ganjar menyatakan bakal menyiapkan program dan kebijakan untuk mengakali kenaikan cukai. Sehingga, beban petani tembakau dan daerah-daerah penyuplai utama tembakau bisa berkurang. (M Julnis Firmansyah)