Jakarta, tvrijakartanews - Piramida Euseigne, jauh lebih tua daripada Piramida Giza meskipun, mungkin perbandingannya agak tidak adil karena piramida itu dibuat oleh kekuatan alam, bukan oleh kecerdikan manusia. Piramida tersebut ditemukan di sebuah lembah pegunungan bernama Val d'Hérens di Pegunungan Alpen Swiss, tidak jauh dari desa Euseigne.

Pada tahun 1983, mereka diberi tempat dalam Inventarisasi Federal Swiss tentang Bentang Alam dan Monumen Alam Penting Nasional. Terletak di tengah hutan pegunungan Alpen yang hijau, menara-menara ini terdiri dari struktur geologi setinggi 10-15 meter (33-49 kaki) dengan bebatuan di atasnya. Meskipun tampak seperti itu pada awalnya, bebatuan gelap di puncak menara ini tidak diletakkan di sana, tetapi berakhir di atas menara melalui proses erosi geologi.

Pemandangan unik ini terbentuk secara alami selama fase akhir Zaman Es terakhir, sekitar 80.000 hingga 10.000 tahun yang lalu, menurut Pariwisata Swiss. Saat gletser menyusut di tengah suhu yang menghangat, lidah gletser menyimpan sejumlah besar material lunak yang dikenal sebagai morain, yang tertanam dengan batu-batu besar yang lebih keras. Seiring berjalannya waktu, hujan dan air lelehan air menyapu puing-puing yang lebih lunak, sehingga batu-batu besar yang kuat pun terlihat. Batu-batu besar tersebut berfungsi seperti batu penutup yang kuat, melindungi morain yang mendasarinya dari erosi lebih lanjut, dan meninggalkan kolom-kolom di bawahnya. Namun, mereka tidak akan bertahan selamanya, mereka digambarkan sebagai simbol kefanaan karena strukturnya akan terus terkikis dan suatu hari akan hilang.

Jenis fitur geologi ini memiliki beberapa nama berbeda, termasuk hoodoo, tent rock, dan fairy chimney. Formasi ini ditemukan di berbagai belahan dunia yang memiliki kondisi geologi tertentu yang menciptakan kombinasi lapisan batuan keras dan lunak. Misalnya, Taman Nasional Bryce Canyon di Utah dipenuhi hoodoo yang tampaknya menentang gravitasi dan akal sehat. Hoodoo di Cappadocia di Turki adalah contoh yang sama mengesankannya.