Lava Tour Merapi, Wisata Favorit di Yogyakarta di Musim Libur Nataru 2024
FeatureNewsHot
Redaktur: Maryanto PM

Lava Tour Merapi di kawasan Gunung Merapi, Yogyakarta yang banjir pengunjung saat musim libur Nataru 2024. Foto M Julnis Firmansyah

Yogyakarta, tvrijakartanews – Wisata Lava Tour Gunung Merapi kembali menjadi primadona di musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Destinasi wisata yang menawarkan pengalaman menjelajahi kawasan bekas erupsi Gunung Merapi dengan mobil jeep ini mengalami lonjakan pengunjung hingga melibatkan sekitar 1.000 unit jeep per hari.

Fikri, salah satu sopir Lava Tour yang sudah menjalani profesi ini sejak 2017, mengatakan antusiasme pengunjung di musim libur kali ini sangat tinggi.

"Kalau liburan kayak gini hampir se-Indonesia. Rata-rata yang paling sering saya temui itu dari Lampung, banyak juga dari Bali, terutama mahasiswa. Mereka biasanya dapat informasi dari BEM atau website," kata Fikri, Sabtu (28/12/2024).

(Sebuah mobil jeep saat menerjang air di wisata Lava Tour. Foto M Julnis Firmansyah)

Lonjakan pengunjung juga dipengaruhi oleh popularitas Lava Tour yang sempat viral di TikTok. Fikri mengungkapkan bahwa saat ini, pengunjung justru harus mengantre untuk mendapatkan jeep.

“Sekarang ini tamu yang nungguin jeep, bukan jeep yang nungguin tamu. Kalau sudah booking jauh-jauh hari, paling nunggu setengah jam. Tapi kalau datang langsung, pagi sampai jam tiga sore biasanya sudah penuh,” ujarnya.

(Faris dengan kendaraan jeep yang disewakannya. Foto M Julnis Firmansyah)

Lava Tour Merapi menawarkan berbagai pilihan rute dengan harga bervariasi. Rute pendek, seperti ke rumah Mbah Marijan dan bunker Kali Adem, dihargai mulai Rp450 ribu selama musim liburan. Sementara itu, rute panjang dengan lima destinasi, termasuk Batu Alien dan Museum Sisa Harta, dibanderol Rp650 ribu dengan durasi hingga empat jam.

“Satu mobil itu bisa tiga kali trip per hari. Pendapatan per driver tergantung rutenya,” kata Fikri.

Lebih lanjut, Fikri memberikan beberapa tips bagi wisatawan yang ingin mencoba Lava Tour. “Selain harus booking jauh-jauh hari, lebih baik datang saat cuaca cerah. Kalau hujan, kasihan saja. Sampai sini pengen nikmatin suasana Merapi, tapi hujan, gunungnya nggak kelihatan,” ungkapnya.

Meski demikian, aktivitas Lava Tour akan dihentikan jika ada peringatan siaga dari BMKG. Namun, menurut Fikri, guguran lava kecil justru dianggap baik karena lebih aman dibandingkan kondisi Merapi yang benar-benar diam.

(Wisatawan saat tengah bersafari menggunakan mobil jeep. Foto M Julnis Firmansyah)

Fikri berharap Lava Tour Merapi terus berkembang dan menjadi destinasi favorit wisatawan. “Semoga wisata Lava Tour semakin maju, pengunjungnya semakin banyak, dan usaha kami semakin lancar,” pungkasnya.

Lava Tour Merapi tidak hanya menawarkan pengalaman wisata alam yang seru, tetapi juga menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat lokal yang tergabung dalam berbagai paguyuban operator jeep di kawasan tersebut.