
Sumber : IFL SCIENCE
Jakarta, tvrijakartanews - Pada malam tanggal 30 hingga 31 Desember 2024, langit akan menyuguhkan fenomena astronomi langka yang dikenal sebagai Bulan Hitam. Peristiwa ini terjadi ketika Bulan baru muncul untuk kedua kalinya dalam satu bulan kalender, sebuah fenomena yang jarang terjadi.
Berbeda dengan Supermoon yang sering terlihat terang dan besar, Bulan Hitam justru sulit diamati dengan mata telanjang karena posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, membuatnya tidak memantulkan cahaya. Namun, malam yang lebih gelap ini akan memberikan peluang luar biasa bagi para pengamat bintang untuk melihat lebih jelas gugusan bintang, planet, atau bahkan meteor di langit malam.
Fenomena Langit: Bulan Hitam dan Bulan Biru
Fenomena langit selalu menarik perhatian manusia. Salah satu yang sering dibicarakan adalah Bulan Biru, yang terjadi ketika ada dua bulan purnama dalam satu bulan kalender. Namun, ada fenomena langit lainnya yang tak kalah menarik, yaitu Bulan Hitam.
Apa Itu Bulan Hitam?
Bulan Hitam merujuk pada bulan baru kedua yang terjadi dalam satu bulan kalender, atau ketika tidak ada bulan purnama dalam satu bulan penuh. Meski lebih jarang dibahas, Bulan Hitam dianggap sebagai peristiwa unik yang sering dikaitkan dengan kepercayaan mistis di berbagai budaya.
Perbedaan dengan Bulan Biru
Berbeda dengan Bulan Hitam, Bulan Biru lebih terkenal karena kemunculannya yang spektakuler. Bulan Biru sering kali menjadi momen langka untuk pengamatan astronomi. Sementara itu, Bulan Hitam tidak terlihat karena bulan berada dalam fase baru, sehingga cahayanya tidak memantul ke Bumi.
Apa yang Membuat Keduanya Istimewa?
Bulan Biru dan Bulan Hitam sering kali menjadi momen untuk mengingatkan kita akan keindahan dan keajaiban alam semesta. Fenomena ini juga dapat menjadi kesempatan untuk mempelajari siklus bulan dan pengaruhnya terhadap Bumi.
Nama "Blue Moon" pertama kali tercatat dalam Maine Farmer's Almanac edisi tahun 1937 dan mengacu pada fenomena yang cukup langka.
Ada dua definisi utama mengenai Blue Moon:
1. Bulan purnama ketiga dalam satu musim yang memiliki empat bulan purnama(musim biasanya hanya memiliki tiga bulan purnama).
2. Bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan kalender.
Menariknya, definisi kedua yang paling populer ternyata berasal dari sebuah kesalahpahaman sejarah. Pada tahun 1946, seorang penulis bernama James Hugh Pruett mempublikasikan artikel di majalah Sky and Telescope. Dalam artikel tersebut, ia secara keliru menyebut Blue Moon sebagai bulan purnama kedua dalam satu bulan yang sama. Meski salah, definisi ini terlanjur dikenal luas hingga kini.
Fenomena Blue Moon sendiri bukan berarti bulan benar-benar berwarna biru. Nama ini hanyalah istilah astronomi yang menggambarkan kelangkaan peristiwa tersebut. Masyarakat sering mengaitkan istilah once in a Blue Moon untuk menggambarkan sesuatu yang jarang terjadi.
Fenomena langka di dunia astronomi, menarik perhatian para pengamat langit. Meski tidak sepopuler Bulan Biru, Bulan Hitam memiliki keunikan tersendiri yang patut diketahui.
Dilansir dari IFLScience Bulan Hitam juga memiliki arti penting karena Bulan Hitam juga memiliki dua definisi yang bekerja dengan cara yang serupa. Namun, jika Bulan Biru didasarkan pada jumlah Bulan purnama dalam jangka waktu tertentu, Bulan Hitam didasarkan pada jumlah Bulan baru. Dengan demikian, Bulan Hitam adalah Bulan baru ketiga dalam satu musim yang memiliki empat Bulan baru (mirip dengan Bulan Biru) atau merupakan Bulan baru kedua dalam satu bulan kalender.
Bulan Hitam yang berikutnya akan terjadi pada 30 Desember 2024 pukul 4:26 sore CST (10:26 malam UTC). Di wilayah Amerika, fenomena ini akan terjadi pada tanggal 30 Desember, sementara di Eropa, Afrika, dan Asia, Bulan Hitam ini akan jatuh pada tanggal 31 Desember.
Bulan Hitam, fenomena langka yang memikat perhatian, terjadi ketika dua bulan baru menghiasi satu bulan kalender atau saat musim memiliki empat bulan baru, momen yang hanya hadir setiap 29 hingga 33 bulan.
Namun, keindahan ini tersembunyi dari pandangan kita, karena Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, menyembunyikan sisi yang diterangi dari pandangan manusia. Meski tak terlihat, malam tanpa cahaya Bulan justru menciptakan peluang sempurna untuk menikmati keindahan langit berbintang tanpa gangguan.
Jika Anda penasaran kapan fenomena Bulan Biru akan terjadi lagi, catatlah tanggalnya! Dua bulan purnama dalam satu bulan kalender akan kembali terjadi pada 31 Mei 2026. Sementara itu, Bulan Biru musiman, yang menjadi bagian langka dari kalender astronomi, diperkirakan akan menghiasi langit malam pada 20 Mei 2027. Momen-momen ini adalah kesempatan sempurna untuk menikmati keajaiban langit yang penuh misteri.