Rekaman Arsip Maskapai Penerbangan Korea Selatan setelah Dilakukan Penyelidikan Keselamatan
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

SUMBER: REUTERS / JEJU AIR HANDOUT / JTBC / HANDOUT KEMENTERIAN EKONOMI DAN KEUANGAN KOREA SELATAN

Jakarta, tvrijakartanews - Para penyelidik berupaya mengidentifikasi para korban dan mencari tahu apa yang menyebabkan bencana udara paling mematikan di Korea Selatan. Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok memerintahkan pemeriksaan keselamatan darurat terhadap seluruh operasi penerbangan negara tersebut pada Senin (30/12).

Melansir reuters, prioritas utama saat ini adalah mengidentifikasi para korban, mendukung keluarga mereka, dan merawat kedua korban selamat, kata Choi dalam rapat manajemen bencana di Seoul. Ia meminta agar proses investigasi kecelakaan diungkapkan secara transparan dan agar keluarga korban segera diberitahu.

"Segera setelah pemulihan pasca kecelakaan dilakukan, Kementerian Perhubungan diminta untuk melakukan pemeriksaan darurat keselamatan pada seluruh sistem operasi pesawat udara guna mencegah terulangnya kecelakaan pesawat udara," ujarnya.

Sebagai langkah pertama, Kementerian Perhubungan mengumumkan rencana untuk melakukan pemeriksaan khusus terhadap seluruh 101 pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai Korea Selatan mulai hari Senin, dengan fokus pada catatan pemeliharaan komponen utama.

Diketahui, sebanyak 175 penumpang dan empat dari enam awak pesawat tewas ketika pesawat Boeing BA.N 737-800 Jeju Air 089590.KS mendarat dengan posisi terbalik dan tergelincir dari ujung landasan pacu di Bandara Internasional Muan, meletus menjadi bola api saat menghantam dinding. Dua awak pesawat berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup.

Penerbangan Jeju Air 7C2216, yang tiba dari ibu kota Thailand, Bangkok, mencoba mendarat tak lama setelah pukul 9 pagi (0000 GMT) pada hari Minggu (29 Desember) di bandara di selatan negara itu.

Para penyelidik tengah meneliti tabrakan dengan burung, apakah ada sistem kendali pesawat yang dinonaktifkan, dan tergesa-gesanya pilot untuk mencoba mendarat segera setelah mengumumkan keadaan darurat sebagai kemungkinan faktor dalam kecelakaan tersebut, kata pejabat pemadam kebakaran dan transportasi.

Berdasarkan aturan penerbangan global, Korea Selatan akan memimpin penyelidikan sipil atas kecelakaan tersebut dan secara otomatis melibatkan NTSB karena pesawat tersebut dirancang dan dibangun di Amerika Serikat.

Industri asuransi penerbangan dapat menghadapi klaim sekitar $15-$20 juta berdasarkan polis asuransi badan pesawat, dan total klaim tanggung jawab penumpang sebesar $120-$180 juta akibat kecelakaan tersebut, menurut Marcos Alvarez, direktur pelaksana pemeringkatan asuransi global di Morningstar DBRS.