
Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 55,5 poin atau 0,34 persen terhadap dolar Amerika Serikat. Penguatan mata uang garuda seiring Komentar dari Gubernur Fed Lisa Cook juga turut membantu dolar AS memangkas penurunan, yang mengatakan bahwa Fed mampu bersikap hati-hati.
Dikutip data Bloomberg, rupiah menguat 55,5 poin atau 0,34 persen menjadi Rp16.142 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah 5=64 poin atau 0,40 persen menjadi Rp16.125 per dolar AS.
"Dengan pemotongan suku bunga lebih lanjut mengingat ekonomi yang berada pada pijakan yang kokoh dan inflasi yang lebih kuat dari yang diharapkan," kata Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/1/2024).
Ibrahim mengatakan berbagai pembuat kebijakan Fed dijadwalkan untuk berbicara minggu ini, dan kemungkinan akan menggemakan komentar terbaru dari pejabat Fed lainnya bahwa masih ada kebutuhan untuk memerangi tingkat inflasi yang membandel.
Menurut Ibrahim, berdasarkan laporan Washington Post melaporkan bahwa para pembantu Trump sedang menjajaki rencana yang akan menerapkan tarif ke setiap negara - tetapi hanya pada sektor-sektor yang dianggap penting bagi keamanan nasional atau ekonomi AS.
"Karena dapat meredakan kekhawatiran tentang pungutan yang lebih keras dan lebih luas," tuturnya.
Dikatakan Ibrahim, Trump menyangkal rencana untuk mengenakan tarif yang kurang ketat Trump pada hari Senin membantah laporan Washington Post bahwa pemerintahannya hanya akan menargetkan impor penting dengan tarif perdagangan.
"Presiden terpilih telah berjanji untuk mengenakan tarif impor yang tinggi untuk lebih jauh mendominasi perdagangan AS, terutama atas Tiongkok," ujarnya.
Namun, laporan dan komentar Trump memicu ketidakpastian yang meningkat atas kebijakan Trump terhadap perdagangan global. Dolar merosot ke level terendah dalam satu minggu setelah laporan tersebut, tetapi berhasil menutup sebagian besar kerugiannya.
Dari dalam negeri, Ibrahim menuturkan pasar merespon positif bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah global. Khususnya, di mata OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
"Indonesia merupakan kekuatan ekonomi potensial di Asia, potensi itu harus di unlock dengan lebih berani mengambil sikap," ungkapnya.
Dikatakan Ibrahim, keputusan bergabung BRICS justru akan meningkatkan posisi tawar Indonesia di mata OECD yang selama ini seolah diposisikan tidak setara dengan negara lain.
Terkait agenda dedolarisasi yang menjadi salah satu agenda BRICS, fenomena ini akan terjadi secara alami seiring menurunnya dominasi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Peran ekonomi AS di dunia, meskipun akan tetap penting, cenderung menurun akibat munculnya kekuatan baru seperti China, India, Rusia, Brasil, Meksiko, atau bahkan Indonesia.
Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.130 - Rp16.200.