
Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Harga cabai di Kota Tangerang kembali stabil usai periode Nataru.
Tangerang, tvrijakartanews - Capaian indeks inflasi Kota Tangerang pada awal tahun 2025 tercatat positif, menyentuh angka 1,86 persen. Indeks inflasi selama bulan terakhir di tahun 2024 juga konsisten terus turus dibanding awal tahun 2024 lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang mencatat awal tahun 2025 ini indeks inflasi Kota Tangerang sudah di bawh rata-rata nasional bila dibandingkan dengan periode yang sama di akhir tahun 2023 yang mencapai 3,17 persen.
“Kami baru saja merilis indeks inflasi terbaru, hasilnya sangat memuaskan, tahun baru ini disambut dengan capaian penurunan inflasi yang stabil, bahkan hanya mencapai 1,86 persen saja disertai Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,46,” ujar Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono, Kamis (9/1/2025).
Ia melanjutkan, angka indeks inflasi pada bulan ini juga dianggap menjadi keberhasilan Pemkot Tangerang dalam menjaga stabilitas perekonomian terutama selama masa Nataru kemarin. Hal ini menjadi modal yang baik untuk menyambut pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan dapat tumbuh pesat selama setahun ke depan.
“Indeks bulan ini sangat positif untuk menopang pertumbuhan ekonomi pada tahun baru ini. Apalagi, berdasarkan perhitugan month to month hanya mengalami inflasi sebesar 0,35 persen saja,” lanjutnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Tangerang Nurdin, mengatakan bahwa Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tangerang telah melakukan sederet langkah strategis. Mulai dari, memastikan ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, meningkatkan daya beli masyarakat, komunikasi yang efektif hingga keterjangkauan harga.
“Kota Tangerang akan terus memastikan stok pangan di Kota Tangerang aman dan harga yang dijajaki terkendali untuk masyarakat. Dipastikan, inflasi di Kota Tangerang akan terus terkendali dengan adanya dua pasar induk dan sederet pasar tradisional di Kota Tangerang,” jelasnya.
Langkah yang dilakukan diantaranya memantau dan mengendalikan harga komoditas yang berpotensi memicu inflasi, serta memastikan keterjangkauannya. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui program-program pemberdayaan ekonomi dan penguatan UMKM. Pemerintah memberikan subsidi untuk transportasi umum seperti Bus Tayo dan Si Benteng, serta memastikan tarif air minum tetap tanpa kenaikan.
"Subsidi ini tidak hanya untuk masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga untuk masyarakat umum. Ini adalah bagian dari upaya menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat," ungkap Nurdin.

