Neraca Perdagangan Alami Surplus USD31,04 Miliar, Kemenkeu Sebut Sinyal Positif Perekonomian Domestik Tahun 2025
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Ilustrasi peti kemas. (Freepik)

Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Keuangan menyampaikan neraca perdagangan mengalami surplus USD31,04 miliar sepanjang 2024. Hal ini menjadi sinyal positif untuk perekonomian domestik tahun 2025.

"Tren positif neraca perdagangan yang berlanjut sepanjang tahun 2024 menjadi kabar baik di awal tahun ini, mencerminkan perekonomian Indonesia yang tetap solid. Capaian ini juga memperkuat optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen dapat tercapai pada tahun 2024,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu di Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Febrio menambahkan surplus perdagangan tahun 2024 sebetulnya lebih rendah dari catatan 2023 yang mencapai 36,89 miliar dolar AS.

"Pelemahan itu dipengaruhi oleh tren moderasi harga komoditas global pada tahun lalu," ujarnya.

Menurut Febrio, walaupun nilai surplus menurun, kinerja volume perdagangan menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, baik ekspor maupun impor.

"Saat ini total nilai ekspor tercatat mencapai 264,70 miliar dolar AS, meningkat 2,29 persen (yoy). Volume ekspor pun meningkat sebesar 5,37 persen yoy," tuturnya.

Dikatakan Febrio, peningkatan kinerja ekspor tersebut utamanya didorong oleh ekspor nonmigas, khususnya dari sektor industri pengolahan, yang memberikan kontribusi signifikan sebesar 74,25 persen terhadap total ekspor.

"Untuk besarnya kontribusi industri pengolahan ini disebut mencerminkan geliat positif industri manufaktur," ungkapnya.

Sementara komoditas ekspor unggulan sepanjang tahun 2024 didominasi oleh bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak nabati (HS15), dan besi dan baja (HS72), dengan porsi masing masing sebesar 15,94 persen, 10,78 persen, dan 10,37 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia.

China masih menjadi tujuan utama ekspor Indonesia (26,4 persen), diikuti Amerika Serikat (11,22 persen), dan Jepang (6,59 persen).

Di sisi lain, kinerja impor juga mengalami peningkatan, baik secara nilai (11,07 persen yoy) maupun volume (3,37 persen yoy).

Nilai impor Indonesia tahun 2024 tercatat sebesar 233,66 miliar dolar AS, utamanya disumbang oleh impor bahan baku/penolong dan barang modal. Hal itu sejalan dengan aktivitas ekspor yang menunjukkan menunjukkan peningkatan pada sektor industri pengolahan.

Artinya, lanjut Febrio, kinerja industri manufaktur dalam negeri cukup terjaga pada sepanjang tahun 2024.

Adapun menurut komoditas, impor mesin/perlengkapan elektrik dan mesin/peralatan mekanis tercatat tumbuh, sedangkan komoditas besi dan baja tercatat mengalami kontraksi.

Ke depan, Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, meningkatkan daya saing produk ekspor nasional, serta memperluas diversifikasi mitra dagang utama.