
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU), Yahya Cholil Staquf bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2025). Foto : Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Badan Gizi Nasional (BGN) menyepakati kolaborasi strategis guna memastikan seluruh santri, terutama di pesantren di bawah naungan NU, dapat merasakan manfaat dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan bahwa saat ini program MBG baru mencakup pesantren besar dengan jumlah santri mencapai 3.000 orang.
Namun, NU berkomitmen untuk memperluas cakupan program ini hingga ke pesantren-pesantren kecil yang tersebar di berbagai daerah.
Orang yang biasa dipanggil Gus Yahya itu mengatakan, PBNU siap mengoordinasikan pesantren-pesantren tersebut agar bisa terintegrasi dalam program ini.
"Untuk pesantren-pesantren yang besar yang jumlah santrinya lebih dari 3.000, beberapa sudah berjalan program ini dan sudah merasakan manfaatnya. Nah tapi di lingkungan NU, ada juga pesantren kecil-kecil tapi menggerombol yang mereka harus dikoordinasikan dan sebagainya," kata Gus Yahya kepada wartawan.
"NU nanti akan membantu mengoordinasikan pesantren-pesantren ini dan sekolah-sekolah di lingkungan NU," sambungnya.
Hal ini disampaikannya saat menerima kunjungan Kepala BGN, Dadan Hindayana di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2025).
Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan bahwa kerja sama ini akan segera diformalkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) yang dijadwalkan ditandatangani pada Kongres Keluarga Maslahat NU pada 31 Januari mendatang.
"Mudah-mudahan, kita bisa melakukan penandatanganan MOU nanti pada saat pelaksanaan Kongres Keluarga Maslahat, insya Allah tanggal 31 Januari yang akan datang," kata Gus Yahya.
Selain memperluas jangkauan penerima manfaat, kerja sama antara PBNU dan BGN juga diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi bagi pesantren.
Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah pendirian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di lingkungan pesantren serta pemberdayaan sumber daya pangan dari masyarakat sekitar.
Menurut Gus Yahya, program ini tidak hanya bermanfaat bagi santri dan siswa, tetapi juga bisa menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar pesantren melalui penyediaan bahan pangan lokal.
"Kami sudah bisa memproyeksikan bahwa manfaat bukan hanya untuk anak didik, murid atau santrinya, tapi manfaat dari rantai dampak ekonominya juga besar sekali," katanya.
Di sisi lain, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyambut baik kerja sama ini dan mengapresiasi peran NU sebagai organisasi keagamaan yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurutnya, NU merupakan mitra strategis bagi BGN dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis. Dengan dukungan NU, pihaknya optimis program ini dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan meningkatkan kualitas gizi santri di seluruh Indonesia.
Dadan pun berharap kolaborasi ini dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif sesuai dengan harapan kedua belah pihak.
"NU bagian yang sangat penting dalam kehidupan bernegara di Indonesia dan merupakan aktor yang bisa digandeng Badan Gizi untuk terus meningkatkan pelayanan dan menyukseskan program Makan Bergizi Gratis," kata Dadan.