
Menteri Kuangan Sri Mulyani Indrawati
Jakarta, tvrijakartanews - Momentum syok akibat gejolak suku bunga sudah dapat dilewati, sehingga memberikan optimisme terhadap kinerja perekonomian pada 2024.
Pernyataan itu menyambung keputusan The Fed menahan suku bunga acuannya (FFR) di level 5,5 persen pada Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting, yang kemudian dilanjutkan dengan potensi pemotongan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) dalam tiga kali pertemuan pada tahun 2024 mendatang.
“Prediksi suku bunga tinggi itu sudah semakin pendek dan ada harapan penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun depan. Jadi, ini memberi harapan, paling tidak muncul optimisme, karena situasi buruk akibat syok kenaikan suku bunga sudah dilewati,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia, di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Sri Mulyani menyinggung soal prediksi tahun 2023 yang sebelumnya diasumsikan bakal mengalami resesi akibat pengaruh melonjaknya suku bunga The Fed. Namun, Amerika Serikat menunjukkan kinerja perekonomian yang lebih resilien pada tahun ini.
“Ini muncul harapan, paling tidak perekonomian dunia terbesar bisa bertahan dengan kenaikan suku bunga yang luar biasa,” ucap Bendahara Negara.
Sri Mulyani tetap menyambut dengan optimistis perkembangan ekonomi pada tahun depan. Namun, Menkeu menggarisbawahi optimisme tersebut tetap diimbangi dengan sikap kewaspadaan.
Proyeksi penurunan suku bunga acuan The Fed juga diungkapkan oleh Bank Indonesia (BI). Dalam acara Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Desember 2023 di Jakarta, Kamis (21/12), Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) mulai turun pada semester II-2024 dengan total penurunan 50 bps.
Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) mulai turun pada semester II-2024.
Ia mengatakan akan terus mencermati perkembangan FFR dan kemungkinan ada tidaknya penurunan lebih awal. Ia menilai FFR sudah mencapai puncaknya, tidak akan naik lagi, dan kemungkinan pada semester I-2024 besarannya masih dipertahankan. (Yohanes Abimanyu)