
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas. Foto: M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Marsudi Syuhud, menanggapi viralnya video candaan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal pelafalan amin dalam salat. Marsudi menilai candaan Zulhas tersebut menjadi ramai lantaran disikapi oleh berbagai kalangan.
"Akhir-akhir ini lagi ramai di medsos tentang kabarnya Ketum PAN Zulkifli Hasan yang pernyataannya ramai di medsos. Sesungguhnya ini kalau saya lihat dari ger geran (candaan) menjadi gegeran (ribut)," kata Marsudi, Sabtu, 23 Desember 2023.
Marsudi mengatakan pernyataan Zulhas yang kini tengah ramai di media sosial itu tidak bermaksud menistakan agama. Candaan serupa, kata Marsudi, juga pernah dilontarkan sejumlah tokoh dan ulama seperti Abdul Somad, Adi Hidayat, hingga Anies Baswedan.
"Jadi sesungguhnya ger geran (candaan) ini sudah ada dari UAS, UAH, Anies," kata Kiai Marsudi.
Marsudi mengatakan mustahil para tokoh dan ulama tersebut memiliki niat mencela agamanya sendiri lewat pernyataan yang mereka lontarkan.
"Apa iya sih tokoh-tokoh sekaliber UAS, UAH, Anies, dan Zulhas yang mereka backgroundnya juga muslim taat, kok menistakan agama, melecehkan agama, bahkan melecehkan mazhab. Dalam konteks ini sesungguhnya kalau kita pahami segala sesuatu tergantung pada niatnya. Sebuah ucapan tergantung niat yang mengucapkannya," kata Marsudi.
Lebih lanjut, dia pun mengajak umat Islam, untuk bersama-sama menjaga diri dan saling mengingatkan agar jangan sampai menjadikan agama sebagai isu politik. Apalagi sampai mengeksploitasi isu agama sebagai senjata untuk menyerang atau menjatuhkan pihak yang tidak disukai.
"Kami berharap para pemimpin masyarakat, agama, termasuk pemimpin partai termasuk pendukung calon masing-masing untuk tetap mengedepankan akhlakul karimah dalam menyampaikan pesannya. Pada para jurkam pendukung dalam menyampaikan pesan itu harus pandai memilah kata yang tepat walaupun dengan susah," kata Kiai Marsudi.
Terakhir, dia mengajak masyarakat untuk mengedepankan sikap membuka ruangan untuk saling tabayun, klarifikasi, dan memaafkan. Apalagi, saat ini sudah masuk musim politik dan rawan terjadi keributan akibat candaan.
(M Julnis Firmansyah)

