
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Tangkap layar YouTube Kemenkeu)
Jakarta, tvrijakartanews - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap stabil bahkan mengalami menguat. BI akan terus menjaga stabilitas nilai transaksi mata uang.
"Kami melihat memang ruang setidaknya nilai tukar itu akan bisa stabil. Kami akan terus menjaga stabilitas nilai tukar ini. Dari sisi fundamental, nilai tukar itu ada ruang untuk stabil, bahkan cenderung menguat," kata Perry dalam dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Perry menjelaskan nilai tukar tetap stabil di tengah gejolak global dengan transaksi intervensi di pasar valas pada transaksi.
"Baik itu secara tunai atau spot secara domestic non-delivery forward maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder," ujarnya.
Menurut Perry, alasan mengapa kurs rupiah bisa stabil ialah angka inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi masih bagus.
“Itu juga didukung oleh inflow yang triwulan IV-2024 yang lalu, SBN sudah mulai inflow Rp1,6 triliun, SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) adalah Rp4 triliun dan itu akan mendorong," ujarnya.
Sedangkan dari sisi Funademntal, Perry menjelaska dengan adanya kebijakan Dana Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) dinilai akan menambah suplai dolar Amerika Serikat (AS).
"Hal ini menjadi isu yang harus diperhatikan adalah keadaan dinamika global," tuturnya.
Dalam bulan Januari 2025, indeks dolar AS sempat menyentuh angka 109 yang kemudian melemah di kisaran 108 selama dua hari terakhir.
Pihaknya akan mencermati arah kebijakan dari Pemerintah AS dan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) yang menentukan indeks dolar AS.
"Kami akan terus jaga stabilitas dari nilai tukar," imbuhnya.

