
Foto: IFL Science (SciePro/Shutterstock.com)
Jakarta, tvrijakartanews - Dilansir dari ifl science edisi Kamis, (21/12/2023) sebuah laporan baru mengungkap adanya penemuan kasus seorang anak berusia 15 tahun yang mengalami kelumpuhan pita suara setelah terjangkit Covid-19.
Menurut laporan, ini pertama kalinya komplikasi penyakit tersebut dilaporkan terjadi pada anak. Petugas medis mengimbau kewaspadaan terhadap kasus kelumpuhan pita suara pada remaja yang terinfeksi SARS-CoV-2 meskipun jarang ditemukan.
Anak tersebut pertama kali dilarikan ke unit gawat darurat setelah mengalami sesak napas, sekitar dua minggu setelah tertular Covid-19. Gejala akut infeksinya telah hilang dalam waktu lima hari, tetapi kesulitan bernapas mulai terjadi sembilan hari setelah tes positif Covid.
Dr. Danielle Reny Larrow, seorang residen di Departemen Otolaringologi-Bedah Kepala dan Leher di Mass Eye and Ear mengatakan, anak-anak sebenarnya dapat mengalami efek neurotropik jangka panjang akibat Covid-19.
“Fakta bahwa anak-anak sebenarnya dapat mengalami efek neurotropik jangka panjang akibat Covid-19, ini adalah sesuatu yang penting untuk diwaspadai oleh kelompok anak-anak, orang tua diharapkan agar dapat merawat anak-anak kita dengan baik,” ungkapnya.
Baca juga: Dinkes Ungkap 3 Hal Yang Berpotensi Naikkan Kasus Covid-19 Era Endemi
Lebih lanjut, hingga saat ini, diperkiraan terdapat lebih dari 15 juta kasus infeksi SARS-CoV-2 pada anak-anak . Meskipun komplikasi seperti ini mungkin jarang terjadi, tenaga medis harus tetap waspada terhadap kemungkinan tersebut, terutama karena gejala seperti ini dapat disalahartikan sebagai keluhan lain yang lebih umum.
“Mengingat betapa umum virus ini menyerang anak-anak, potensi komplikasi yang baru diketahui ini harus dipertimbangkan pada setiap anak yang menderita penyakit ini. keluhan bernapas, berbicara, atau menelan setelah diagnosis Covid-19 baru-baru ini," Dr. Danielle. (Mita Harianti)