Aktivitas Seismik di Santorini Berkurang Secara Bertahap
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Redaksi

Pemandangan di Santorini. Foto : Reuters

Santorini, Yunani, tvrijakartanews – Aktivitas seismik di Santorini, sebuah pulau wisata terkenal di Yunani, mulai berkurang secara bertahap setelah lebih dari dua minggu terjadi serangkaian gempa kecil. Pakar gempa sekaligus Kepala Organisasi Perencanaan dan Perlindungan Gempa (EPPO) Yunani, Efthymios Lekkas, mengungkapkan bahwa meskipun ribuan gempa telah mengguncang pulau tersebut, tidak ada ancaman letusan gunung berapi di kawasan tersebut.

Sejak 1 Februari 2025, Santorini mengalami ribuan gempa dengan magnitudo mencapai 5,3. Aktivitas gempa ini menyebabkan lebih dari 11.000 orang, termasuk pekerja musiman, mengungsi dan pemerintah setempat menyatakan keadaan darurat selama sebulan. Meskipun demikian, Efthymios Lekkas menyatakan bahwa aktivitas seismik kini mulai mereda. "Gempa-gempa yang terjadi kini lebih jarang dan dengan magnitudo yang lebih kecil," kata Lekkas.

Ia juga menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas seismik dan aktivitas vulkanik di sekitar Santorini. "Gunung berapi memerlukan waktu bertahun-tahun dan aktivitas vulkanik yang intens sebelum dapat meletus, yang sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu dekat," tambah Lekkas.

Untuk memantau perkembangan lebih lanjut, seismograf tambahan telah dipasang di Pulau Nea Kameni, yang merupakan bagian dari kaldera Santorini, tempat gunung berapi berada. Pulau Nea Kameni terakhir kali meletus pada tahun 1950 dan tetap menjadi daya tarik wisata, meskipun wisatawan disarankan untuk tidak mendekati kawah karena risiko batuan jatuh dan gas vulkanik.

Meskipun Santorini saat ini tengah menghadapi peningkatan aktivitas seismik yang belum pernah terjadi sebelumnya, pihak berwenang berharap situasi ini segera kembali normal. Otoritas setempat telah memperpanjang langkah darurat selama tiga minggu dan terus mengimbau warga untuk menjauhi daerah pesisir dan lereng curam yang rawan longsor.