
Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto. Foto : Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Presiden RI, Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia melalui berbagai langkah konkret, termasuk reformasi birokrasi dan efisiensi anggaran yang berpihak kepada rakyat.
Dalam pidatonya pada peluncuran mekanisme baru penyaluran tunjangan guru ASN di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Jakarta, Kamis (13/3/2025), Presiden Prabowo menekankan bahwa pemerintah akan bekerja tanpa henti untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menghapus kelaparan.
"Anak orang miskin tidak boleh miskin, itu tekad kami. Anak orang miskin dia harus nanti bangkit dan nanti membantu orang tuanya," kata Presiden Prabowo.
Untuk memastikan setiap warga negara mendapatkan kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf hidup, pemerintah telah menyusun strategi komprehensif, termasuk reformasi dalam distribusi pupuk bagi para petani.
Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa selama ini distribusi pupuk terhambat oleh 145 regulasi, 38 tanda tangan gubernur, 500 kepala daerah, serta keterlibatan beberapa kementerian. Kondisi ini membuat petani kesulitan mendapatkan pupuk tepat waktu.
"Kita potong dari pabrik langsung ke kelompok petani. Tidak ada lagi muter-muter sampai tidak jelas ujungnya di mana," tegasnya.
Selain reformasi distribusi pupuk, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya efisiensi birokrasi dan pengelolaan kekayaan negara yang lebih baik sebagai kunci untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.
Ia meminta kesabaran dari seluruh rakyat Indonesia dan menegaskan bahwa pemerintah bekerja tanpa henti, siang dan malam, demi kesejahteraan masyarakat.
"Kita berada di jalan yang benar. Indonesia cerah. Kita akan kelola kekayaan dengan baik dan kita akan bangkit sebagai negara maju," kata Presiden Prabowo.