
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berkomitmen untuk memberantas praktik suap dalam promosi jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).
Ia menegaskan tak akan menandatangani Surat Keputusan (SK) promosi bagi siapa pun yang terbukti melakukan praktik tidak etis.
"Saya tidak akan mempromosikan seseorang hanya karena memiliki koneksi. Lebih baik mengangkat orang yang masih perlu belajar tetapi memiliki integritas daripada orang yang cakap tetapi korup," ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Jumat (21/3/2025).
Menurut Menag, jabatan adalah amanah yang harus diperoleh dengan cara yang benar. Begitu pun promosi harus berlandaskan pada kompetensi, dedikasi, dan integritas, bukan kedekatan atau kepentingan pribadi.
"Jika garis tangan kita memang ditakdirkan untuk naik jabatan, maka itu akan datang dengan sendirinya. Yang terpenting adalah bekerja dengan jujur dan ikhlas demi kemaslahatan umat," ucap dia.
Imam Besar Masjid Istiqlal itu juga mendorong seluruh jajaran Ditjen Bimas Islam untuk lebih profesional dalam melayani umat.
Menurut Nasaruddin, Ditjen Bimas Islam merupakan wajah depan Kemenag, sehingga harus menjadi contoh bagi unit lainnya. Karena itu, ia mengingatkan pentingnya kebijakan berbasis data dalam setiap pengambilan keputusan.
"Jangan membuat kebijakan yang terlalu melangit tanpa dasar kuantitatif yang kuat. Sebelum mengambil keputusan, lakukan survei agar kebijakan kita benar-benar berdampak bagi masyarakat," tambahnya.
Dia menuturkan, pemanfaatan teknologi saat ini juga memungkinkan akses cepat terhadap sejumlah informasi. Dengan memanfaatkan data dari sumber terpercaya seperti Badan Pusat Statistik (BPS), kebijakan yang dibuat bisa lebih akurat dan tepat sasaran.
"Teknologi sudah sangat maju. Dengan membuka internet, kita bisa mengetahui data terbaru secara akurat, cepat, dan terpercaya," imbuhnya.

