Presiden Prabowo Dijadwalkan Berangkatkan Kloter Pertama Jamaah Haji 2025
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar usai acara Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji, Jakarta, Sabtu (19/4/2025). Foto : Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan melepas keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama jamaah haji Indonesia pada 2 Mei 2025 mendatang.

"Insyaallah saya sudah sampaikan kepada Bapak Presiden, mudah-mudahan ada waktunya Bapak Presiden melepas rombongan jamaah haji pertama tanggal 2 Mei 2025," kata Nasaruddin dalam keterangannya. 

Hal ini disampaikannya usai acara Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji, Jakarta, Sabtu (19/4/2025).

Nasaruddin menegaskan bahwa Presiden Prabowo memberikan perhatian serius terhadap pelayanan jamaah haji tahun ini. Ia menuturkan, Presiden secara khusus mengingatkan agar tidak ada satu pun jamaah yang terlantar.

"Presiden Prabowo sendiri juga sangat menekankan betapa pentingnya memberikan pelayanan khusus terhadap jamaah haji kita kali ini, Presiden juga mewanti-wanti kepada kami penyelenggara, agar jangan ada jamaah haji yang terlantar," katanya. 

"Dan kami sudah berikhtiar sedemikian rupa, termasuk bekerja sama dengan media untuk membantu memberikan informasi yang terang-benderang kepada masyarakat kita," jelas Nasaruddin. 

Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin juga mengumumkan bahwa skema murur dan tanazul akan diterapkan secara resmi pada pelaksanaan haji tahun ini.

"Tahun ini kita perkenalkan secara resmi, kita melakukan apa yang disebut dengan murur, dan kita juga melakukan tanazul," katanya. 

Sebagai informasi, skema murur adalah pergerakan jamaah dari Arafah yang hanya melintas di Muzdalifah tanpa turun, lalu langsung menuju Mina. Metode ini bertujuan mempercepat mobilisasi jamaah, khususnya lansia dan penyandang disabilitas, dan telah sukses diterapkan secara terbatas pada musim haji 2024.

Sementara itu, tanazul memungkinkan jamaah untuk menginap di hotel jika jaraknya lebih dekat dibandingkan ke tenda di Mina.

"Lalu apa itu tanazul? Itu artinya, tidak lagi mutlak seorang jamaah itu harus menginap di tenda yang sudah tersedia di Mina, tetapi bisa menginap di hotel, karena jarak menuju ke kemah mereka itu lebih jauh daripada pergi ke hotel mereka," kata Nasaruddin. 

"Kalau ke hotel, perjalanan satu atau 1,5 kilometer sudah sampai, jadi di hotel kan lebih enak tidurnya daripada di tenda," jelasnya. 

Nasaruddin juga berpesan kepada seluruh jamaah untuk menjaga kemurnian niat beribadah haji, tanpa embel-embel apapun, serta mengikuti arahan dari Badan Penyelenggara Haji (BPH) guna menjaga kemabruran haji.

"Niatkan haji tidak ada embel-embel apapun, murni untuk haji. Ikuti betul perkembangan-perkembangan dari BPH bagaimana merawat kemabruran," pesannya. 

Ia menambahkan, haji yang dilakukan sekali dengan niat yang benar sudah cukup.

"Nabi Muhammad SAW hanya sekali haji, umrahnya berkali-kali. Maka, tidak perlu berambisi untuk haji berkali-kali, satu kali saja cukup, beri kesempatan bagi yang lain untuk ikut merasakan ibadah haji, karena satu kali haji yang mabrur itu sama dengan tujuh kali haji," kata Nasaruddin.