
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan. Foto: tvrijakartanews, John Abimanyu
Jakarta, tvrijakartanews - Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan pertumbuhan konsumsi sebesar elpiji mencapai 8,6 juta. Untuk rinciannya 8,03 juta untuk konsumsi elpiji subsidi, sedangkan elpiji non subsidi mencapai 600 ribu.
"Prinsipnya gini sekarang ini pak Dirjen sampaikan pertumbuhan konsumsi LPG di sekitar 8,6 juta. Sementara elpiji subsidi mencapai 8,03 juta, sedangkan elpiji non subsidi mencapai 600 ribu," kata Riva kepada wartawan di Kantor Ditjen Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (3/1/2024).
Riva menuturkan pihak terus berupaya untuk membantu pemerintah dalam mengurangi beban subsidi sekitar 6 persen hingga 10 persen. Selain itu, pihaknya terus mendorong penggunaan elpiji non subsidi mencapai 800 ribu.
"Kita terus mendorong penggunaan elpiji mencapai 800 ribu, sehingga dapat membantu pemerintah," ucapnya.
Sebagai informasi, mulai 1 Januari 2024, pembelian LPG 3 kg hanya dapat dilakukan oleh pengguna LPG tertentu yang telah terdata. Bagi pengguna LPG 3 kg yang belum terdata atau ingin memeriksa status pengguna, wajib mendaftar atau memeriksa data diri di sub-penyalur/pangkalan resmi sebelum melakukan transaksi.
Langkah tersebut merupakan upaya pemerintah untuk pelaksanaan transformasi pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran. Kebijakan ini bertujuan agar besaran subsidi yang terus meningkat dapat dinikmati sepenuhnya oleh kelompok masyarakat tidak mampu atau tepat sasaran.
Kementerian ESDM mencatat dari 2020-2022, realisasi volume LPG subsidi terus meningkat rata-rata sebesar 4,5 persen. Sedangkan realisasi LPG non-subsidi rata-rata mengalami penurunan sebesar 10,9 persen.
Berdasarkan tren penyaluran LPG subsidi, prognosa volume penyaluran LPG subsidi di 2023 sebesar 8,22 juta metrik ton (MT), namun dengan adanya transformasi pendistribusian LPG 3 kg Tepat Sasaran, realisasinya bisa ditekan menjadi 8,07 juta MT meskipun masih melebihi kuota yang ditetapkan untuk 2023.

