
DKI Jakarta Pastikan Kualitas Daging Kurban Lewat Penerapan Kesejahteraan Hewan dan Higiene yang Ketat. Foto ilustrasi : Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta, Hasudungan A. Sidabalok, menegaskan bahwa kualitas daging kurban sangat dipengaruhi oleh kondisi kesejahteraan hewan sebelum dan saat pemotongan, serta penerapan higiene (mempertahankan kesehatan) dan sanitasi (menciptakan keadaan yang baik) di seluruh proses pelaksanaan kurban.
"Kualitas daging sangat dipengaruhi kondisi sebelum dipotong, perlakuan ketika akan dipotong, pada saat pemotongan, bahkan setelah pemotongan sangat mempengaruhi kualitas daging yang akan dikonsumsi," kata Hasadungan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Ia menjelaskan, kesejahteraan hewan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Hal ini mencakup lima prinsip, yakni: bebas dari lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit dan penyakit, bebas mengekspresikan perilaku alaminya, serta bebas dari stres dan tekanan.
Selain itu, Hasudungan mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan, terutama di tempat pemotongan dan penyimpanan hewan kurban.
Penerapan higiene dan sanitasi yang baik juga sangat krusial saat pemotongan dan setelahnya, juga pada saat penanganan daging. Hal ini wajib dilakukan untuk mencegah pertumbuhan kuman yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Dinas KPKP juga rutin melakukan pemantauan melalui laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet). Semakin baik standar higiene-sanitasi diterapkan, semakin kecil kemungkinan ditemukannya kontaminasi bakteri atau mikroorganisme berbahaya.
"Karena perkembangan kuman apabila tidak melaksanakan higiene-sanitasi juga akan semakin cepat. Dan selalu ada monitoring dari laboratorium Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner)," jelas Hasadungan.
Kemudian, aspek kehalalan juga menjadi perhatian penting. Tahun ini, Dinas KPKP telah melatih 60 juru sembelih halal (Juleha), menambah total jumlah Juleha terlatih di Jakarta menjadi 300 orang. Pelatihan ini bertujuan memastikan proses penyembelihan sesuai syariat Islam sekaligus memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.
Selain itu, Hasudungan menambahkan bahwa Pemprov DKI Jakarta juga terus mengawasi kesehatan hewan kurban, terutama untuk mencegah penyebaran penyakit seperti penyakit mulut dan kuku (PMK). Tahun lalu, pemeriksaan dilakukan di 4.900 lokasi, dan tahun ini jumlahnya diperkirakan akan serupa.
"Pelaksanaan Idul Adha juga kita selalu waspada dengan adanya penyakit mulut dan kuku. Kami selalu berusaha agar penyakit menular strategis ini bisa kita kendalikan, agar kualitas daging yang dibagikan ke masyarakat lebih baik," katanya.
Ia menutup dengan imbauan agar masyarakat dan panitia kurban melaksanakan pemotongan hewan dengan benar, baik dari segi syariat maupun protokol kesehatan dan kebersihan.