Rupiah Ditutup Tertekan 25,5 Poin, Imbas The Fed Mulai Pangkas Suku Bunga
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi Rupiah (freepik)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat sore. Saat ini rupiah menyentuh angka Rp15.516 per USD.

Sebagaimana dikutip, data Bloomberg, Jumat (5/1/2024), Rupiah tertekan 25,5 poin atau 16 persen menjadi Rp15.516 per USD.

Sedangkan, data Yahoo Finance, rupiah melemah 26 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.485 per USD. Pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.485 per USD.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan ruiah ditekan sentimen eksternal dan internal. Greenback melonjak minggu ini karena para pedagang mencari lebih banyak keyakinan bahwa The Fed akan mulai memotong suku bunga pada awal tahun 2024.

"Para pedagang terlihat mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024, sementara cakupan penuh dari potensi pemotongan tersebut juga masih belum jelas," ucapnya.

Menurutnya, alat CME Fedwatch melihat para pedagang menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada bulan Maret 2024 menjadi 62% dari 72% yang terlihat pada minggu sebelumnya.

"Pasar sekarang fokus pada data nonfarm payrolls untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Jumat. Angka tersebut diperkirakan menunjukkan lebih banyak pendinginan di pasar tenaga kerja, meskipun para pedagang tetap khawatir atas kekuatan yang tidak terduga setelah data klaim pengangguran mingguan dan data gaji swasta yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis awal pekan ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Ibrahim, pasar tenaga kerja yang melemah dan inflasi yang lebih lemah adalah dua faktor utama yang dipertimbangkan oleh The Fed dalam memangkas suku bunganya.

"Meskipun keduanya telah melemah secara substansial dalam beberapa bulan terakhir, para pedagang masih belum yakin apakah hal tersebut akan cukup untuk mendorong pelonggaran moneter agresif oleh The Fed pada tahun 2024," ungkapnya.

Internal Rupiah Alami Surplus

Pemerintah optimis kinerja neraca perdagangan Indonesia masih akan mencatatkan surplus di tahun 2024. Adapun hingga November 2023 neraca perdagangan RI tercatat surplus 43 berturut-turut dengan nilai USD33,63 miliar.

Seperti diketahui, pemerintah juga menetapkan target neraca perdagangan Indonesia pada 2023 surplus sebesar USD38,3 miliar – USD38,5 miliar. Artinya, capaian yang sebesar USD33,63 miliar masih beum mencapai target yang ditentukan. Angka tersebut menurun USD16,91 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD50,54 miliar.