Joko Anwar Hadirkan 'Ghost in The Cell', Film Horor Komedi Bertabur Bintang yang Siap Tayang 2026
FeatureNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Press Conference Film "Ghost In The Cell" di Epicentrum XXI, Jakarta / foto: Poplicist Publicist

Jakarta, tvrijakartanews - Setelah dua dekade dikenal lewat karya-karya penuh ketegangan dan aksi, sutradara sekaligus penulis naskah Joko Anwar akhirnya kembali ke akar genre yang dulu membesarkan namanya: komedi. Film terbarunya berjudul Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) akan menjadi gebrakan baru di genre horor komedi dan dijadwalkan tayang di bioskop pada tahun 2026 mendatang.

Film ini menjadi proyek terbaru dari rumah produksi Come and See Pictures setelah kesuksesan Pengepungan di Bukit Duri. Melalui Ghost in The Cell, Joko Anwar menyajikan sesuatu yang lebih segar dan menghibur, namun tetap mempertahankan kekuatan cerita dan penyutradaraan khasnya.

"Komedi adalah cinta pertama saya. Saya masih menggilai horor. Jadi ini saatnya menggabungkan keduanya dalam satu film," ungkap Joko Anwar yang terakhir kali menyutradarai film komedi Janji Joni pada tahun 2005.

Film ini juga menjadi momentum kembalinya aktor Abimana Aryasatya ke layar lebar setelah enam tahun vakum, terakhir kali membintangi Gundala (2019), yang juga disutradarai oleh Joko Anwar. Dalam Ghost in The Cell, Abimana memerankan karakter utama di tengah jajaran pemain lintas generasi yang tak kalah bersinar.

"Ini adalah momen yang membahagiakan bagi saya, karena bisa kembali bermain untuk film yang dibintangi oleh jajaran pemeran bertabur bintang dari lintas generasi dan negara. Setelah enam tahun, yang ternyata cukup lama juga saya absen dari layar lebar, sekarang kembali dalam genre yang segar, dan kembali bekerja sama dengan sutradara paling bersinar dari generasi saat ini, Joko Anwar," ujar Abimana Aryasatya.

Pemain lain yang turut meramaikan film ini antara lain Bront Palarae, Danang Suryonegoro, Endy Arfian, Lukman Sardi, Mike Lucock, Yoga Pratama, Morgan Oey, Aming, Kiki Narendra, Rio Dewanto, Tora Sudiro, Almanzo Konoralma, Haydar Salishz, Arswendy Bening Swara, Dewa Dayana, Faiz Vishal, Jaisal Tanjung, hingga Ho Yuhang. Film ini juga memperkenalkan pendatang baru Magistus Miftah, seorang penari dan pembaca tarot yang ditemukan lewat open casting di media sosial.

Bagi Lukman Sardi, Aming Sugandhi, dan Tora Sudiro, film ini menjadi ajang reuni setelah Quickie Express (2007) yang skenarionya juga ditulis Joko Anwar. Selain itu, film ini mempertemukan kembali Morgan Oey, Endy Arfian, dan Dewa Dayana yang sebelumnya bermain bersama di Pengepungan di Bukit Duri. Joko Anwar dan Bront Palarae pun kembali berkolaborasi di luar semesta Pengabdi Setan.

Uniknya, Jaisal Tanjung yang dikenal sebagai kolaborator di balik layar Joko Anwar, kini turut tampil sebagai aktor untuk pertama kalinya.

Dari sisi cerita, Ghost in The Cell menyajikan premis yang tak biasa. Film ini berkisah tentang dua geng yang saling bermusuhan dan terlibat konflik di dalam penjara Jakarta yang padat. Namun, situasi berubah saat para narapidana mulai tewas satu per satu, bukan karena perkelahian, melainkan oleh sosok hantu yang mengerikan. Kedua geng yang awalnya berseteru pun terpaksa bekerja sama demi bertahan hidup.

Dari sisi produksi, produser Tia Hasibuan menekankan bahwa film ini merupakan pencapaian tersendiri bagi Come and See Pictures.

"Film ini adalah pencapaian terbaik Come and See Pictures sejauh ini. Komedi dan horor, dua-duanya adalah genre yang perlu craftmanship dan timing yang presisi. Menggabungkan keduanya adalah challenge terbesar kami dan para kru dan pemain berhasil mencapainya," kata Tia.

Dengan genre unik yang menggabungkan horor dan komedi, serta deretan bintang papan atas hingga pendatang baru yang menjanjikan, Ghost in The Cell menjadi salah satu film yang patut dinantikan oleh para penikmat film Indonesia. Selain memberikan hiburan, film ini juga membawa nuansa nostalgia dan inovasi di saat bersamaan.

Jadi, jangan lewatkan Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) saat tayang di bioskop tahun depan!