
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (tengah) dan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Taufiq (tengah berkacamata) saat melakukan pertemuan, di Kantor Kemensos, Jakarta, pada Senin (11/8). Foto : Istimewa/ Kemensos RI
Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Sosial (Kemensos) dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) sepakat memperkuat sinergi strategis dalam pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pendamping sosial sebagai upaya mempercepat pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Kesepakatan tersebut terbangun dalam pertemuan antara Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Kepala LAN Muhammad Taufiq di Kantor Kemensos, Jakarta, pada Senin (11/8).
Kepala LAN, Muhammad Taufiq menjelaskan, pihaknya telah menginisiasi program Akademi Percepatan Pengentasan Kemiskinan, yang dirancang sebagai wadah strategis untuk membangun kompetensi SDM secara kontekstual dan sesuai kebutuhan nyata masyarakat.
"Semua instansi yang mempunyai program pengentasan kemiskinan, kami tertarik bagaimana untuk pengembangan kompetensinya, bukan hanya untuk para ASN tapi juga mitra-mitra ASN," kata Taufiq, sebagaimana dilansir dari keterangan resmi, Selasa (12/8/2025).
Pendekatannya berbasis outcome, dengan target langsung kepada keluarga miskin. Perencanaan, penganggaran, hingga output akan disatukan dalam kerangka yang jelas untuk mencapai hasil yang terukur.
"Cara kerjanya sama ada perencanaan, penganggaran, dan output. Gimana caranya itu kita satukan semuanya, pendekatannya outcome dan targetnya dalah orang miskin," jelas Taufiq.
Sementara itu, Gus Ipul menyambut positif langkah tersebut. Ia menekankan bahwa SDM yang terlibat dalam program pengentasan kemiskinan harus adaptif terhadap dinamika di lapangan dan bekerja berbasis data.
"Yang penting ini kan programnya untuk SDM, jadi untuk teman-teman yang terlibat dalam pengentasan kemiskinan, bagaimana cara berpikirnya ini jangan business as usual, kita mesti menyesuaikan dengan kondisi dan diawali dengan data," katanya.
Selain pengembangan SDM, Kemensos dan LAN juga akan berkolaborasi dalam telaah mutu kebijakan, termasuk monitoring dan evaluasi (monev) program prioritas Kemensos, salah satunya Sekolah Rakyat.
Gus Ipul mengungkapkan, Sekolah Rakyat merupakan program dinamis yang membutuhkan pengawasan berkelanjutan. Ia bahkan meminta dukungan LAN dalam membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk monev.
Menurutnya, Sekolah Rakyat adalah miniatur pengentasan kemiskinan terpadu. Program ini tidak hanya memberi akses pendidikan kepada anak, tetapi juga memberdayakan orang tua dan meningkatkan kualitas hidup keluarga.
"Anaknya sekolah, orangtuanya diberdayakan, rumah yang tidak layak ini dibangun, kemudian gizinya dilayani dengan MBG oleh BGN, sebelum masuk (Sekolah Rakyat) dia cek kesehatan gratis, seluruh keluarganya dapat PBI jaminan kesehatan, kemudian keluarganya dapat bantuan sosial, orangtuanya juga otomatis menjadi anggota koperasi desa merah putih, jadi sekolah rakyat ini keren udah sambung semua," jelas Gus Ipul.
Dengan sinergi Kemensos dan LAN, diharapkan program pengentasan kemiskinan dapat berjalan lebih efektif, terukur, dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.