
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung ( Foto : Rachmat Wijaya)
Jakarta,tvrijakartanews - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menandatangani empat penetapan lokasi (penlok) untuk normalisasi Kali Ciliwung. Penandatanganan ini dilakukan untuk melakukan pembebasan lahan agar mempercepat program normalisasi Sungai Ciliwung dalam penanganan banjir di Jakarta.
"Sekarang di lapangan sebentar lagi pasti mulai ada pembebasan lahan dan sebagainya-sebagainya," kata Pramono keterangannya di Jakarta, Rabu ( 13/8/2025).
Pramono menuturkan, program normalisasi Kali Ciliwung itu sangat penting dilakukan untuk mengurangi intensitas banjir di Jakarta. Pasalnya, luapan dari kali yang panjangnya mencapai sekitar 120 kilometer itu memberikan kontribusi 40 persen atas kejadian banjir di Jakarta.
Ia juga menambahkan, program normalisasi Kali Ciliwung itu merupakan salah satu penanganan jangka menengah untuk mengatasi banjir di Jakarta. Karena itu, saat ini Pemprov DKI akan fokus dalam melaksanakan program tersebut.
"Untuk penanganan banjir di Jakarta ini, saya lagi konsentrasi untuk penanganan yang jangka menengah. Maka untuk itu, normalisasi Ciliwung menjadi hal yang utama,"tutupnya.
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta per Juli 2025, rencana panjang tanggul normalisasi Kali Ciliwung mencapai 33,69 kilometer (km). Dari total rencana itu, sebayak 17,14 km tanggul telah dinormalisasi dan 16,55 km belum dinormalisasi.
Dalam normalisasi itu, akan ada 14 lokasi prioritas pembebasan lahan hingga 2027, yaitu Kebon Manggis, Kampung Melayu, Bidara Cina, Manggarai, Bukit Duri, Kebon Baru, Cawang, Cililitan, Balekambang, Gedong, Pengadegan, Rawajati, Pejaten Timur, dan Tanjung Barat.
Sementara empat lokasi yang telah ditetapkan adalah Cawang, Cililitan, Pengadegan, dan Rawajati.

