Wagub DKI Rano Karno Tekankan Kolaborasi Atasi Kemacetan Jakarta
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno dalam kegiatan apel gabungan tiga pilar bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, TNI, dan Polri di Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025). Foto : Istimewa/ Pemprov DKI Jakarta

Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno memimpin apel gabungan tiga pilar bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, TNI, dan Polri di Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025).

Dalam arahannya, Rano menegaskan bahwa Jakarta sebagai kota metropolitan menghadapi tantangan besar dalam mobilitas, terutama masalah kemacetan. Berdasarkan Tom-Tom Traffic Index 2025, Jakarta berada di peringkat ke-90 kota termacet dari 500 kota di dunia.

"Hal ini menunjukkan pentingnya mendorong peralihan moda ke transportasi publik sebagai solusi jangka panjang. Kemacetan juga berdampak besar bagi kualitas hidup," kata Rano, sebagaimana dilansir dari keterangan resminya.  

"Sektor transportasi menjadi penyumbang polusi udara terbesar. Kemacetan tidak hanya menghambat mobilitas, tapi juga mempengaruhi perekonomian, pariwisata, dunia usaha, bahkan kesehatan masyarakat," jelasnya. 

Menurutnya, sektor transportasi juga menjadi penyumbang polusi udara terbesar di ibu kota. Dari sisi ekonomi, studi Bappenas dan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) II pada 2019 mencatat kerugian akibat kemacetan di kawasan Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun, atau setara empat persen Produk Domestik Bruto (PDB) Jabodetabek. Angka ini bahkan enam kali lipat dari biaya pembangunan MRT fase pertama.

Untuk menekan kerugian tersebut, Pemprov DKI saat ini mengembangkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) berbasis kecerdasan buatan (AI). Sistem yang sudah diterapkan di 65 titik dari total 321 persimpangan ini terbukti mampu menurunkan waktu tunggu kendaraan hingga 15–20 persen.

Selain itu, Pemprov juga berkolaborasi dengan Polda Metro Jaya melalui Mandala Quick Response, yang memungkinkan pemantauan lalu lintas secara real-time berbasis Geographic Information System (GIS) terintegrasi dengan CCTV Dinas Perhubungan. 

"Ke depan, sistem ini akan diperluas agar semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya," jelas Rano. 

Dalam kesempatan itu, Rano turut mengapresiasi jajaran kepolisian, Dinas Perhubungan, Satpol PP, mitra transportasi publik, dan seluruh personel lapangan yang terus bekerja keras mengendalikan arus lalu lintas di Jakarta.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan daerah penyangga melalui program Transjabodetabek, yang diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dan mempermudah mobilitas warga.

"Itulah kenapa kami membuat program Transjabodetabek. Berusaha mengurangi kepadatan lalu lintas dan mempermudah mobilitas. Kalau kita ingin membuka jalur Transjabodetabek, artinya wilayah setempat harus dibuka juga jalurnya, inilah saatnya kita berkolaborasi," kata Rano. 

"Saya percaya dengan kerja keras, kolaborasi, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen, Jakarta mampu membangun sistem transportasi yang aman, nyaman, berkelanjutan, dan inklusif demi mewujudkan kota global yang membanggakan," tambahnya.