
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (tengah kanan berbicara) usai menghadiri Rapat Pleno Perdana Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah di Jakarta. Foto : Istimewa/ Kemensos
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengumumkan bahwa uji coba penyaluran bantuan sosial (bansos) secara digital akan dimulai pada September 2025 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Program ini menjadi pilot project nasional sekaligus langkah awal implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2025 tentang Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah.
"Digitalisasi bansos ini adalah kemajuan besar. Nanti yang mendaftar akan diterima atau ditolak oleh sistem, bukan oleh petugas. Ini bentuk transparansi sekaligus efisiensi," kata Gus Ipul dalam keterangannya di Jakarta yang dikutip, Rabu (27/8/2025).
Menurutnya, penerapan bansos digital berpotensi menghemat anggaran negara hingga Rp14 triliun per tahun, khususnya dari program bansos yang dikelola Kemensos. Penghematan itu berasal dari penyaluran yang lebih tepat sasaran dan minim penyimpangan.
"Dengan sistem digital, penyaluran bansos akan lebih akurat, transparan, dan akuntabel. Uang negara bisa diselamatkan dan benar-benar sampai kepada masyarakat yang berhak," kata Gus Ipul.
Integrasi Data Lewat Portal Nasional
Selama ini, bansos tidak hanya dikelola oleh Kemensos, tetapi juga oleh berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Ke depan, seluruh penyaluran akan diintegrasikan melalui Portal Perlindungan Sosial Nasional. Portal ini menjadi pusat pendaftaran, verifikasi, sekaligus penetapan status penerima bansos.
Dalam skema baru ini, masyarakat dapat mendaftarkan diri atau orang lain secara mandiri melalui portal bansos digital menggunakan Identitas Kependudukan Digital (IKD). Bagi warga yang tidak memiliki ponsel, pendaftaran bisa dibantu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), termasuk perekaman biometrik.
Setelah pendaftaran, sistem akan secara otomatis melakukan verifikasi dan menentukan status layak atau tidak layak sebagai penerima bansos.
Kesadaran Masyarakat Meningkat
Gus Ipul juga menyoroti perubahan positif di masyarakat. Ia menyebut semakin banyak warga yang secara sukarela mengundurkan diri sebagai penerima bansos karena merasa sudah tidak berhak.
"Kesadaran masyarakat kita makin tinggi. Semakin banyak yang secara sukarela mengundurkan diri sebagai penerima bansos karena merasa ekonominya sudah lebih baik. Inilah semangat bansos digital: tepat sasaran, transparan, dan partisipatif," kata Gus Ipul.
Tahap Uji Coba
Uji coba di Banyuwangi akan menjadi dasar penyempurnaan kebijakan sebelum diperluas ke daerah lain. Pemerintah berharap digitalisasi bansos dapat menghadirkan penyaluran yang lebih cepat, tepat, efisien, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.