Rupiah Ditutup Melemah 9 Poin Penutupan Perdagangan
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah (Rupiah)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan awal pekan ini mengalami pelemahan. Pada pembukaan mata uang Garuda sempat menguat tipis.

Sebagaimana dikutip data Bloomberg, Senin (8/1/2024), rupiah ditutup turun 9 poin atau 0,06 persen menjadi Rp15.525 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp15.516 per dolar AS.

Sedangkan data Yahoo finance, rupiah ditutup melemah 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp15.525 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pedagang mengurangi taruhan The Fed akan memangkas suku bunganya secepatnya pada Maret. Gagasan ini diperburuk oleh data nonfarm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat yang menunjukkan ketahanan di pasar tenaga kerja yang memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

"Inflasi AS menjadi fokus setelah data nonfarm payrolls mengejutkan Pasar kini fokus pada data utama inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS untuk Desember, yang akan dirilis pada Kamis ini. Angka tersebut, yang muncul setelah laporan gaji yang kuat, diperkirakan menunjukkan peningkatan inflasi dari bulan sebelumnya," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Ibrahim menjelaskan tanda-tanda inflasi yang kaku merupakan pertanda buruk bagi spekulasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed, mengingat pasar tenaga kerja dan inflasi adalah dua hal utama yang menjadi pertimbangan bank sentral ketika menyesuaikan kebijakan moneter.

"The Fed juga telah memperingatkan tanda-tanda inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja kemungkinan besar akan menghambat penurunan suku bunga lebih awal," jelas Ibrahim.

Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang menarik kembali ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga di Maret. Para pedagang sekarang memperkirakan peluang sekitar 63 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di Maret, turun dari peluang lebih dari 73 persen yang diperkirakan pada minggu lalu.

Optimisme Pertumbuhan Indonesia di 2024

Rasa optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia di 2024 semakin meningkat di kalangan pengusaha dan masyarakat, terlebih memasuki tahun politik. Indonesia memiliki orang-orang kapabel yang nantinya bisa menjalankan tugas dalam mengatur perekonomian Indonesia.

"Mereka diproyeksi akan mendukung siapapun presiden yang terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti," tutur Ibrahim.

Kemudian, ada perilaku unik dari para pebisnis atau investor yang ada di Indonesia pada 2024 ini. Mereka akan menjalankan bisnis seperti biasa, dan tidak akan terganggu dengan berlangsungnya pemilu.

"Dan hal yang menarik dalam pemilu kali ini adalah dunia usaha baik asing maupun konglomerat besar Indonesia tidak menyesuaikan perilaku investasi atau komersialnya karena pemilu," jelas dia.

Sebagai informasi, selama 25 tahun terakhir, dunia usaha baik di Indonesia maupun asing cenderung berhenti atau berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi besar maupun keputusan komersial menjelang pemilu. Ini disebabkan karena adanya potensi perubahan kebijakan dari pemimpin yang terpilih.

Saat ini inflasi di Indonesia masih terkontrol. Inflasi tercatat berada di angka 2,61 persen berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2023 lalu. Meskipun begitu, inflasi yang dimaksud adalah inflasi secara umum dan berbeda dengan inflasi pangan.

Masyarakat Indonesia lebih peka dan sensitif terhadap inflasi pangan, yang saat ini diproyeksi berada di angka tujuh persen, atau dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibanding inflasi umum.

"Sejumlah capres dalam programnya akan mengutamakan topik ini jika terpilih. Apalagi, inflasi pangan memiliki dampak besar terhadap masyarakat, khususnya kalangan bawah," kata Ibrahim.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup kembali melemah.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.510 per USD hingga Rp15.550 per USD," pungkasnya.