Pakar Ungkap Alasan Pemerintah Anggarkan Rp123,44 Triliun untuk Kemenhan
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Gedung Kementerian Pertahanan di Jakarta. Foto Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Pakar pertahanan dan Kepala CIDE, Anton Aliabbas, mengungkapkan alasan pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp123,44 triliun untuk Kementrian Pertahanan pada RAPBN 2023. Jumlah tersebut sebelumnya dikritik oleh Yayasan Kurawal karena menganggap seharusnya Kemenhan tidak menerima alokasi yang lebih besar daripada Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan, mengingat kebutuhan akan bantuan sosial dan pemulihan kesehatan masyarakat masih sangat dibutuhkan.

Namun, Anton menyebut pemerintah memiliki alasan menganggarkan dana jumbo tersebut di Kemenhan pada tahun ini. Sebab, selama pandemi Covid-19 anggaran pertahanan sudah terpangkas untuk mendukung penanganan pagebluk dan kini sektor pertahanan kembali mendapat perhatian.

"Dalam konteks Indonesia, sikap pemerintah memberi atensi lebih terhadap sektor pertahanan untuk RAPBN 2023 bukanlah sesuatu yang ganjil ataupun di luar kewajaran," kata Anton, Selasa, 9 Januari 2024.

Anton menegaskan fokus pemerintah pada sektor pertahanan dalam RAPBN 2023 bukan hal yang tidak biasa. Sebab, saat ini pemerintah sedang menyambut endemi dan perhatian pada sektor nonmedis menjadi mungkin.

Anton juga menyatakan bahwa kritik terhadap alokasi anggaran pertahanan dibandingkan kesejahteraan adalah umum di negara demokrasi. Hal itu, kata dia, menggambarkan dilema antara pembangunan kesejahteraan dan persenjataan.

Adapun falam penganggaran 2023 oleh Kementerian Keuangan, anggaran Kemenhan memang lebih besar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mencapai Rp98,2 triliun. Meski begitu, Anton menyebut anggaran pertahanan 2023 menurun 7,8 persen dari anggaran 2022 yang mencapai Rp133,9 triliun, tetapi tetap lebih tinggi 4,5 persen dari anggaran 2021.

Anggaran Kemenhan untuk 2023 akan dibagi ke dalam enam program utama, meliputi program dukungan manajemen sebesar Rp 79,1 triliun, pelaksanaan tugas TNI sebesar 3,72 triliun, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit sebesar Rp9,55 triliun, modernisasi alutsista dan infrastruktur pertahanan sebesar Rp30,62 triliun, pembinaan sumber daya pertahanan Rp366,2 miliar, serta riset, industri, dan pendidikan tinggi pertahanan sebesar Rp55,5 triliun.

Kementerian Pertahanan juga menetapkan target prioritas untuk 2023, yang mencakup pengadaan amunisi, kapal perang, kendaraan tempur, dukungan alutsista, dan penggantian pesawat udara.