Bupati Tangerang Ungkap 28 Hektar TPA Jatiwaringin Sudah Terisi Metode Open Dumping
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Dokumentasi : Isty/TVRI. Kondisi TPA Jatiwaringin saat ini yang sudah terisi dengan metode open dumping

Tangerang, tvrijakartanews - Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid kondisi pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin sudah hampir memenuhi kapasitas yang tersedia. Saat ini, sekitar 28 hektare dari 33 hekatare yang ada sudah terisi dengan metode open dumping dan hanya tersisa 5 hektare. Bupati juga mengungkapkan bahwa Menteri LHK juga telah meminta Pemkab Tangerang agar TPA Jatiwaringin segera dilakukan penataan dengan metode sanitasi landfill. 

“Kami sudah mengalokasikan dana sebesar Rp15 miliar melalui anggaran BTT, termasuk untuk pembangunan akses jalan masuk dan penerapan metode sanitary landfill. Saat ini sudah ada perbaikan, di antaranya pemadatan sampah, pengelolaan kolam lindi, serta pembangunan akses jalan,” ungkap Maesyal, dikutip pada Senin (15/9/2025).

Jumlah sampah yang dihasilkan juga cukup besar mencapai sekitar 2.500 hingga 2.700 ton per hari. Meski demikian, baru sekitar 60 persen sampah yang bisa diangkut ke TPA karena keterbatasan sarana dan prasarana. Banyaknya timbunan sampah juga dipengaruhi salah satunya adalah mindset masyarakat yang buang sampah sembarangan. 

“DLHK kami mengangkut berulang kali dalam sehari, tetapi jumlahnya tetap tidak tertangani sepenuhnya. Untuk itu, kami sedang menjajaki kerja sama dengan program pengolahan sampah berbasis energi agar dapat menjadi solusi jangka panjang,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Utama KLHK, Rosa Vivin, mengingatkan bahwa target nasional pengelolaan sampah adalah 100 persen pada tahun 2029. Saat ini, Provinsi Banten baru mampu mengelola sekitar 13,4 persen dari total timbunan sampah harian.

“Karena itu, pemerintah daerah harus segera melakukan perbaikan TPA dengan menghentikan praktik open dumping dan menerapkan sanitary landfill, serta mengembangkan fasilitas pendukung seperti RDF, bank sampah, dan pengolahan berbasis teknologi ramah lingkungan,” jelasnya.

Dia berharap melalui rapat koordinasi pengelolaan sampah bisa memperkuat komitmen dan kerja sama seluruh kabupaten/kota di Banten dalam mengatasi persoalan sampah yang semakin kompleks, sekaligus mendukung terwujudnya lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.