BNPT: Keberagaman di Indonesia Bukan Ancaman, Justru Jadi Perekat Bangsa Lawan Radikalisme
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) gelar Dialog Kebangsaan bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ormas keagamaan. Dialog ini diikuti lebih dari 200 peserta dan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, aparat, hingga eks anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang kini menjadi mitra deradikalisasi. (Foto: istimewa).

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan Indonesia yang memiliki keberagaman suku, bahasa, dan agama rawan disusupi konflik.

Namun, keberagaman bukanlah suatu ancaman, melainkan sebagai kekuatan besar bangsa Indonesia untuk melawan propaganda radikalisme.

"Keragaman justru harus dijaga sebagai perekat bangsa. Namun bangsa multikultural seperti Indonesia rawan disusupi konflik, terutama jika ada pihak yang menjadikan agama sebagai pembenaran untuk melakukan kekerasan," kata Direktur Pencegahan pada Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Irfan Idris dalam keterangan tertulis, Kamis (18/9/2025).

Irfan juga mengajak para tokoh agama menjadikan keberagaman sebagai benteng melawan paham radikalisme, termasuk terorisme.

Diketahui, terorisme merupakan penyimpangan ajaran agama lantaran menanamkan kecurigaan antarumat, merusak harmoni sosial, dan mengancam masa depan bangsa.

"Dialog lintas agama penting untuk menghancurkan sekat-sekat prasangka. Dengan demikian, perlu memperkuat hubungan, menyatukan hati, dan membangun rasa percaya, sebagai cara paling ampuh melawan propaganda radikal," ungkapnya.

Dia juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan rumah besar bagi semua keyakinan, sehingga perbedaan bukan untuk diseragamkan tetapi dijalankan sebagai anugerah.

“Al-Qur’an jelas menyebut manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal, bukan saling curiga. Semua agama pun menekankan cinta kasih, perdamaian, dan keadilan," ucap dia.

Sementara itu, Anggota Komisi XIII DPR Hamid Noor Yasin menyebut keamanan, ketenteraman, dan kesejahteraan sebagai syarat dasar kebahagiaan bangsa.

Menurut dia, melawan terorisme dan menghapus kemiskinan harus menjadi tanggung jawab bersama.

"Jika rasa aman dan kesejahteraan terjaga, maka hal tersebut merupakan indikator keberhasilan bangsa. BNPT punya peran, tapi ini bukan hanya tugas BNPT. Semua elemen bangsa harus berkolaborasi,” tutur Hamid.