Wamensos: Sekolah Rakyat Program Prioritas Presiden Prabowo untuk Putus Rantai Kemiskinan
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono saat menjadi narasumber Podcast FGD Jakarta bersama Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, pada Selasa (23/9). Foto : Istimewa/ Kemensos

Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang dirancang secara serius untuk mencetak generasi unggul.

"Jangan bilang Sekolah Rakyat ini program ‘ecek-ecek’. Ini program besar Presiden yang disiapkan dengan standar unggulan," tegas Agus Jabo. Sebagaimana dilansir dari keterangan resminya, Rabu (24/9/2025).

Menurutnya, Presiden Prabowo meminta Sekolah Rakyat dibangun dengan fasilitas lengkap. Untuk sekolah permanen, lahan minimal yang dibutuhkan seluas 8,2 hektare agar dapat menampung ruang kelas, asrama, dapur, perpustakaan, laboratorium, tempat ibadah, hingga lapangan olahraga.

"Presiden itu memiliki mimpi besar agar anak-anak ini harus menjadi anak-anak yang hebat. Seperti kisah seorang anak driver ojol lulusan CT Arsa itu yang diterima di 8 universitas luar negeri. Mimpi Pak Presiden sekolah rakyat ini menghasilkan siswa hebat seperti itu," jelas Agus Jabo. 

Agus Jabo menjelaskan, berbeda dengan sekolah umum, Sekolah Rakyat berbasis boarding school dengan kurikulum multi-entry dan multi-exit yang menyesuaikan bakat siswa. 

Rekrutmen tidak melalui seleksi akademis, melainkan berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) agar program benar-benar tepat sasaran.

"Semuanya berbasis data, tidak ada titipan agar program pemerintah benar-benar tepat sasaran," katanya. 

Dengan konsep tersebut, siswa tidak hanya memperoleh pendidikan formal, tetapi juga pembinaan karakter dan pelatihan keterampilan. Mereka dibekali kemampuan untuk melanjutkan kuliah atau langsung bekerja setelah lulus, sehingga siap menyongsong Indonesia Emas 2045.

Terkait kekhawatiran orang tua soal konsep boarding school, Agus Jabo menekankan pentingnya sosialisasi.

"Proses yang harus dilakukan adalah kita memberikan pengetahuan ke orang tuanya, Sekolah Rakyat ini adalah jalan,"  kata Agus Jabo. 

"Kalau mereka masih tinggal di habitat keluarga miskin, tentunya mereka tidak bisa mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Orang tuanya miskin, anaknya tidak boleh miskin. Artinya ini harus putus, anak ini harus dibimbing oleh negara," jelasnya. 

Ia juga menegaskan bahwa Kemensos menyiapkan sistem pengawasan ketat untuk mencegah praktik korupsi. Tim pengendali dan pengawasan telah dibentuk guna mengawasi sarana prasarana, proses belajar mengajar, hingga kebutuhan sekolah. 

"Setiap keputusan pun dikawal bersama lembaga hukum. Semua dibuat seterang benderangnya. Tidak boleh ada keinginan untuk mengambil sesuatu dari Sekolah Rakyat," tegasnya. 

Selain memutus rantai kemiskinan, Sekolah Rakyat juga menciptakan lapangan kerja baru. Dari 165 sekolah rintisan, tercatat sudah ada lebih dari 2.400 guru dan 4.442 tenaga pendidik yang direkrut.

"Kalau nanti semua kabupaten/kota punya Sekolah Rakyat, bayangkan berapa banyak lapangan kerja yang tercipta. Bukan hanya guru, tetapi juga tenaga masak, logistik, hingga petugas kebersihan," jelas Agus Jabo.