Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat Tipis 5 Poin
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi Rupiah (Freepik)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah mengalami penguatan tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (9/1/2024). Rupiah menguat 5 poin.

Sebagaimana dikutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.520 per USD. Rupiah tersebut menguat lima poin atau setara 0,04 persen. Penutupan sebelumnya, berada di posisi Rp15.525 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sedangkan Yahoo Finance, rupiah menguat 5 poin atau 0,03 persen atau Rp15.515 terhadap dolar Amerika Serikat.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pedagang tetap sangat bias terhadap dolar menjelang data indeks harga konsumen utama yang dirilis pada hari Kamis ini. Angka tersebut diperkirakan menunjukkan sedikit peningkatan inflasi pada bulan Desember.

"Ditambah dengan kuatnya data nonfarm payrolls, memberikan The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," kata Ibrahim.

Menurutnya, hal ini mendorong penurunan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal, yang pada gilirannya membuat emas kehilangan beberapa keuntungan yang diperoleh pada bulan Desember. Logam kuning masih mengakhiri tahun 2023 dengan kenaikan 10 persen.

"Pejabat Fed juga menolak ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal. Presiden Fed Atlanta Ralph Bostic mengatakan bahwa dengan inflasi yang masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen, ini tetap bias terhadap kebijakan yang tetap ketat dalam jangka pendek," ucapnya.

Meskipun Bostic masih memperkirakan suku bunga akan turun pada tahun 2024, ia hanya memperkirakan penurunan sebesar 50 basis poin – jauh lebih kecil dari ekspektasi pasar. Para pedagang juga terlihat terus mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret.

"Alat CME Fedwatch sekarang menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang 59,4 persen untuk pemotongan suku bunga di bulan Maret, turun dari 64 persen yang terlihat pada hari Senin dan 70,7 persen yang terlihat pada minggu lalu," jelasnya.

Selain data AS, fokus minggu ini juga tertuju pada angka inflasi dan perdagangan Tiongkok untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Jumat. Negara importir komoditas terbesar di dunia ini diperkirakan masih mengalami disinflasi pada bulan Desember, sementara aktivitas perdagangan, terutama ekspor diperkirakan juga menurun.

Cadangan Devisa Indonesia meroket

Ibrahim menambahkan Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia di 2023 mencapai USD146,4 miliar, melonjak USD8,3 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2023 sebesar USD138,1 miliar.

"Peningkatan cadangan devisa tersebut sejalan dengan sentimen pasar terkait prospek penurunan suku bunga dari bank sentral global terutama The Fed yang berdampak terhadap penguatan Rupiah sebesar 0,73 persen secara bulanan (mtm) atau 1,10 persen secara year to date (ytd) menjadi Rp15.396 per dolar AS," ungkapnya.

Setelah siklus kenaikan suku bunga yang agresif sejak awal tahun 2022, pelaku pasar memproyeksikan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal pertama 2024, sejalan dengan penurunan inflasi secara bertahap dan indikasi soft landing di AS.

Di sisi lain, ekonomi AS tumbuh secara tahunan sebesar 4,9 persen pada kurtal ketiga 2023, lebih rendah dari 5,2 persen pada perkiraan kedua. Oleh karena itu, sentimen tersebut telah memberikan dampak positif bagi pasar keuangan domestik.

Sebagai informasi, selama Desember 2023, net inflow asing di pasar saham dan obligasi masing-masing tercatat sebesar Rp7,7 triliun dan Rp8,2 triliun. Imbal hasil 10 tahun pemerintah Indonesia juga turun sebesar 19,0 bps month to date (mtd) menjadi 6,52 persen.