
Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono memberikan keterangan terkait Presiden Prabowo akan meresmikan gedung Sekolah Rakyat permanen. Foto : Istimewa/ Kemensos
Jakarta, tvrijakartanews - Presiden RI, Prabowo Subianto dijadwalkan akan meresmikan Sekolah Rakyat rintisan sekaligus meletakkan batu pertama pembangunan Sekolah Rakyat berstatus permanen pada tahun ini.
"Sebentar lagi akan di-launching oleh beliau. Jadi nanti pada waktu peletakan batu pertama pembangunan sekolah permanen, kita meminta beliau meletakkan batu pertama," kata Agus Jabo.
"Jadi ada dua peresmian, satu sekolah permanen dan sekolah yang sudah dibuka, nanti akan diresmikan presiden," jelasnya, dilansir dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Ia menargetkan peresmian tersebut dapat dilaksanakan pada November 2025 di Jakarta. Saat ini, program Sekolah Rakyat rintisan telah berjalan di 165 lokasi di seluruh Indonesia.
"Di tahun ini sementara menggunakan gedung-gedung yang sudah existing, kita revitalisasi," tambahnya.
Agus Jabo mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo sempat melakukan kunjungan mendadak (sidak) ke salah satu Sekolah Rakyat di Jakarta Selatan. Dalam kunjungan itu, Presiden disebut merasa puas dan bangga atas hasil yang dicapai.
"Begitu lihat kondisi sekolah, ketemu kepala sekolah dan siswa, beliau Bahagia sekali. Beliau tidak menduga kita bisa bangun sekolah tidak hanya 100 tapi 165," katanya.
Menurut Agus Jabo, Presiden Prabowo berharap Sekolah Rakyat rintisan menjadi langkah awal dalam pembangunan jaringan Sekolah Rakyat secara nasional, sebagai bagian dari upaya pemerintah memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Ia menambahkan, pembangunan gedung permanen Sekolah Rakyat akan dimulai tahun ini. Diharapkan pada Juli 2026, seluruh siswa Sekolah Rakyat rintisan sudah bisa menempati bangunan baru yang permanen.
"Oktober ini kemugkinan kita sudah akan mulai di kurang lebih di 108 titik yang akan dibangun jadi sekolah baru dengan gedung baru," kata Agus Jabo.
Agus Jabo menjelaskan, pembangunan tahap berikutnya akan disesuaikan dengan usulan pemerintah daerah (pemda) yang menyediakan lahan untuk pembangunan sekolah. Dengan demikian, seluruh 165 sekolah rintisan nantinya akan memiliki gedung permanen.
"Kita berkomunikasi terus dengan pemda dalam proses penyediaan lahan untuk menggantikan yang rintisan," katanya.
Terkait anggaran pembangunan, Agus Jabo menyebut nilainya bervariasi tergantung luas lahan dan kebutuhan masing-masing daerah. Secara rata-rata, biaya pembangunan satu Sekolah Rakyat permanen beserta operasionalnya mencapai sekitar Rp200 miliar.
"Itu yang kerjakan kementerian pekerjaan umum," katanya.
Ia menambahkan, program Sekolah Rakyat merupakan kolaborasi lintas kementerian, mulai dari Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, hingga Kementerian Agama.
"Jadi ini libatkan banyak pihak, kalau dianggap berhasil, keberhasilannya bukan hanya Kemensos tapi semua kementerian yang terlibat di dalam pembangunannya," jelas Agus Jabo.