
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) yang digelar secara virtual, pada Kamis (16/10). Foto : Istimewa/ Kemenag
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri dalam membangun peradaban bangsa Indonesia selama berabad-abad.
Menurutnya, pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga fondasi moral dan sosial yang membentuk karakter bangsa.
"Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab," kata Nasaruddin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Hal ini disampaikannya dalam Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) yang digelar secara virtual, pada Kamis (16/10).
Dialog tersebut membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung keberhasilan Asta Cita Pembangunan Nasional.
Nasaruddin mengingatkan kembali peran historis pesantren dalam perjuangan bangsa melawan penjajahan.
"Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat 'mati syahid atau hidup mulia'," jelasnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin menekankan pentingnya pesan spiritual yang menjadi inti pendidikan di pesantren, yaitu nilai kepatuhan, kesantunan, dan etika luhur santri terhadap gurunya.
Nilai-nilai ini, kata Nasaruddin, menjadi cerminan sikap hormat anak terhadap orang tuanya di rumah.
"Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya," katanya.
"Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab," jelas Nasaruddin.
Selain sebagai lembaga pendidikan, pesantren juga berperan besar dalam mendorong kemandirian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
"Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal," katanya.
Nasaruddin mencontohkan, kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, dan tenaga kerja, banyak dipenuhi oleh masyarakat sekitar.
"Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur," katanya.
Dengan ekosistem seperti itu, lanjut Nasaruddin, kehadiran pesantren selalu mendorong tumbuhnya kemandirian masyarakat di sekitarnya.
"Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut," tegasnya.
Di akhir dialog, Nasaruddin menekankan bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam menanamkan nilai-nilai luhur yang kini semakin langka.
"Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya," jelasnya.
Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan lembaga pendidikan keagamaan, serta memastikan seluruh Program Prioritas Kemenag berjalan optimal guna mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur.

