
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul ketika menjadi narasumber dalam suatu acara TV di Jakarta, pada Jumat (17/10). Foto : Istimewa/ Kemensos
Jakarta, tvrijakartanews - Memasuki satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, arah transformasi kesejahteraan sosial nasional mulai menunjukkan hasil nyata.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut tahun pertama menjadi masa peletakan fondasi besar, mulai dari pembenahan data penerima manfaat, penataan sistem bantuan sosial, hingga lahirnya program inovatif seperti Sekolah Rakyat.
"Tahun pertama ini kita gunakan untuk meletakkan dasar-dasar, menyusun strategi agar pelaksanaan asta cita Presiden benar-benar bisa dieksekusi secara terukur dan berdampak," kata Gus Ipul, dilansir dari keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Pembenahan Data Sosial Nasional
Langkah awal pemerintah dimulai dari pembenahan data penerima manfaat melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang kini dikelola Badan Pusat Statistik (BPS). Kementerian Sosial berperan aktif memperbarui data tersebut secara dinamis bersama pemerintah daerah dan masyarakat.
"Sebelumnya setiap kementerian punya data sendiri, akibatnya bantuan sering tumpang tindih. Sekarang, semua pakai data yang sama, kerja kita jadi saling mengisi, bukan berjalan sendiri-sendiri," jelas Gus Ipul.
Hasil perbaikan itu diuji di lapangan dengan memverifikasi 12 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dari jumlah tersebut, ditemukan lebih dari 1,9 juta penerima tidak layak (inclusion error).
Melalui aplikasi Cek Bansos dan fitur usul-sanggah, masyarakat kini bisa ikut mengawasi dan memastikan bantuan diterima oleh yang berhak.
Kemensos juga sedang mengujicobakan sistem digitalisasi bansos di Banyuwangi. Sistem ini memungkinkan seleksi penerima dilakukan otomatis berbasis data kependudukan dan sosial ekonomi yang terhubung dengan Dukcapil serta lembaga keuangan.
Sekolah Rakyat, Terobosan Pendidikan untuk Anak Miskin
Salah satu program unggulan yang lahir di bawah arahan Presiden Prabowo adalah Sekolah Rakyat, sekolah berasrama gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Dalam satu tahun, telah berdiri 165 titik sekolah perintisan yang menampung hampir 16.000 siswa dan melibatkan lebih dari 5.000 tenaga pendidik serta wali asrama.
"Kita temukan dari data BPS, ada hampir satu juta anak lulus SMP yang tidak melanjutkan pendidikan. Dari sinilah Sekolah Rakyat hadir, untuk mereka yang belum sempat mendapatkan kesempatan," kata Gus Ipul.
Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan pendidikan formal, tetapi juga mengembangkan potensi siswa melalui tes DNA Talenta bekerja sama dengan Universitas Ary Ginanjar.
Setiap siswa diarahkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja melalui program pelatihan vokasi bersama Kementerian Ketenagakerjaan.
Pemerintah juga telah menyiapkan pembangunan 100 gedung sekolah permanen oleh Kementerian PU pada 2026, dengan target menampung hingga 46.000 siswa pada tahun berikutnya.
"Kalau 500 sekolah rakyat berdiri, berarti ada 500 ribu keluarga yang lebih berdaya, yang terlepas dari kemiskinan," kata Gus Ipul optimistis.
Dari Bantuan Menuju Pemberdayaan
Kemensos kini mengarahkan kebijakan bantuan sosial sebagai tahap awal menuju pemberdayaan ekonomi keluarga. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi melalui program PKH, BPNT, dan bantuan lainnya, keluarga produktif didorong untuk naik kelas menjadi penerima program pemberdayaan.
"Presiden menekankan, setelah diberi bansos, apa berikutnya? Maka arahnya harus ke pemberdayaan bantuan modal usaha, pelatihan, literasi keuangan. Itu yang kita jalankan sekarang," jelas Gus Ipul.
Hasilnya, lebih dari 77 ribu keluarga telah dinyatakan graduasi dari penerima bantuan dan beralih menjadi pelaku usaha produktif. Tahun depan, pemerintah menargetkan 300–500 ribu keluarga mandiri.
Terkait dengan hal-hal yang disampaikan, Gus Ipul optimisme terhadap arah kebijakan sosial di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
"Tahun pertama ini menentukan. Kita sudah punya model, punya arah, dan punya data," kata Gus Ipul.
"Tinggal memperluas, memperkuat, dan memastikan semuanya berdampak. Transformasi sosial yang dimulai dari data ini Insya Allah akan menjadi warisan besar pemerintahan Presiden," jelasnya.