
Kemenhub dan Kemensos Kolaborasi Hadirkan 28 Bus Sekolah untuk Siswa Sekolah Rakyat. Foto : Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Sosial (Kemensos) berkolaborasi menghadirkan 28 unit bus sekolah guna mendukung aktivitas belajar siswa Sekolah Rakyat di berbagai daerah di Indonesia.
Program ini menjadi bagian dari Program Strategis Nasional Sekolah Rakyat yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua kementerian berlangsung di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, Yogyakarta, pada Kamis (6/11), dan dihadiri oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, serta Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyebut kolaborasi ini sebagai wujud nyata transformasi pelayanan publik yang berlandaskan keadilan dan empati.
"Kita tidak hanya membangun jalan atau menyediakan kendaraan, tetapi juga membuka jalur kesempatan bagi anak-anak bangsa," kata Dudy dalam keterangan resmi yang diketahui wartawan di Jakarta, Jumat (7/11/2025).
"Transportasi adalah instrumen pemerataan, memastikan tidak ada satu pun anak Indonesia yang tertinggal karena hambatan akses," jelasnya.
Dudy menegaskan, Kemenhub akan memastikan setiap bus sekolah beroperasi secara aman, terawat, dan tepat guna. Kehadiran armada ini diharapkan dapat membantu Kemensos memperluas jangkauan Sekolah Rakyat hingga ke wilayah terpencil dan perbatasan.
"Dengan pendekatan kolaboratif, pembangunan infrastruktur tidak berhenti pada beton dan aspal, tetapi berlanjut hingga ke hati dan masa depan masyarakat," tambahnya.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai kerja sama lintas kementerian ini menjadi contoh nyata kepemimpinan kolaboratif yang berorientasi pada manusia.
"Transportasi yang inklusif dapat meningkatkan peluang anak untuk tetap bersekolah hingga 30 persen lebih tinggi. Akses bukan hanya soal jalan dan kendaraan, tetapi juga membuka masa depan dan membangun keadilan sosial," kata Sultan.
Ia juga menyebut Yogyakarta sebagai "laboratorium kolaboratif", tempat kebijakan diuji oleh kenyataan dan inovasi lahir dari empati.
Kemudian, Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa bus sekolah yang disediakan bukan sekadar sarana transportasi, tetapi simbol jembatan menuju masa depan yang lebih baik.
"Bus ini membawa anak-anak dari rumah sederhana menuju gerbang ilmu, dari perbatasan menuju ruang kesempatan," kata Gus Ipul.
Menurutnya, sinergi antara Kemenhub dan Kemensos mencerminkan kesatuan antara pembangunan fisik dan pembangunan sosial.
"Transportasi adalah tulang punggung mobilitas manusia, sedangkan kerja sosial adalah tulang punggung kemanusiaan. Ketika keduanya disatukan, keadilan sosial bergerak nyata dalam kehidupan masyarakat kecil," tambahnya.
Tahun ini, sebanyak 28 unit bus sekolah telah diserahkan ke berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Saat ini terdapat 166 Sekolah Rakyat dengan hampir 16.000 siswa yang berasal dari keluarga miskin dan terdaftar dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Pemerintah menargetkan jumlah siswa Sekolah Rakyat akan meningkat hingga 200.000 orang pada tahun 2027.

