Pemerintah Pastikan Operasi SAR Korban Bencana di Tiga Provinsi Terus Berjalan Terkoordinasi
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Ilustrasi — Petugas berwenang terus melakukan pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana di Sumatra. Foto : Dok. Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Pemerintah memastikan operasi pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) terhadap korban bencana hidrometeorologi (banjir, longsor) di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, terus dilanjutkan secara terukur dan terkoordinasi.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, pelaksanaan operasi SAR disesuaikan dengan data korban hilang yang dilaporkan di masing-masing kabupaten dan kota.

"Operasi SAR kami sesuaikan dengan data korban hilang yang dilaporkan di masing-masing kabupaten/kota," kata Abdul Muhari, dalam keterangan yang diketahui wartawan di Jakarta, Senin (15/12/2025). 

Keputusan melanjutkan operasi SAR diambil setelah koordinasi intensif antara BNPB dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), dengan mempertimbangkan dinamika laporan korban hilang di lapangan. 

Menurut Abdul, langkah tersebut merupakan wujud komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh laporan korban hilang ditindaklanjuti secara serius dan akurat.

"Meski di beberapa wilayah laporan korban hilang telah nihil, tim Basarnas tetap bersiaga karena ada kemungkinan korban ditemukan di wilayah administratif lain yang berdekatan," katanya. 

Dari keterangan diketahui, di Provinsi Aceh, operasi SAR masih berlangsung di enam kabupaten, yakni Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Tengah, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Nagan Raya. 

Sementara di Sumatera Utara, pencarian dan pertolongan dilanjutkan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, serta Kota Sibolga. Adapun di Sumatera Barat, operasi SAR diteruskan di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Tanah Datar.

Abdul menegaskan, korban yang ditemukan di wilayah berbeda akan tetap diidentifikasi secara ketat berdasarkan nama dan alamat, kemudian dicocokkan dengan data kependudukan untuk memastikan asal daerah korban. Langkah ini dinilai penting guna menjaga keakuratan data nasional dan mencegah terjadinya duplikasi pencatatan.

Selain wilayah yang masih aktif melaksanakan SAR, sejumlah daerah lain juga berstatus Basarnas siaga. Jika terdapat laporan baru dari keluarga atau masyarakat terkait dugaan korban hilang, operasi pencarian akan kembali dibuka.

Berdasarkan perkembangan terbaru, tim gabungan SAR yang dipimpin Basarnas hingga Minggu telah menemukan 66 korban meninggal dunia, terdiri atas 33 korban di Aceh, 19 korban di Sumatera Utara, dan 14 korban di Sumatera Barat. 

Pada hari yang sama, tim SAR juga menemukan 10 jasad, terdiri atas sembilan korban di Aceh dan satu korban di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dengan penambahan tersebut, total korban meninggal dunia di tiga provinsi meningkat dari 1.006 jiwa menjadi 1.016 jiwa.

Pemerintah pun menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh keluarga korban.

Dalam sepekan terakhir, terkait jumlah korban hilang berkurang sebanyak 58 orang, seiring ditemukannya sejumlah korban yang sebelumnya dilaporkan hilang. Penurunan tersebut juga dipengaruhi oleh hasil verifikasi ulang berbasis kecamatan yang dilakukan pemerintah daerah.

"Proses identifikasi di lapangan sangat dinamis. Ada kasus khusus, misalnya jasad yang ditemukan di area pemakaman dan ternyata merupakan warga yang telah meninggal sebelum bencana. Setelah diverifikasi, data korban akan disesuaikan," kata Abdul. 

Sementara itu, kata Abdul, jumlah korban hilang tercatat menurun dari 217 orang menjadi 212 orang, seiring proses identifikasi dan sinkronisasi data kependudukan lintas daerah.