
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik Sudaryati Deyang. Foto : Dok. Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memaksa anak-anak datang ke sekolah untuk mengambil Makanan Bergizi Gratis (MBG) selama masa libur semester.
Nanik menyampaikan, BGN memahami bahwa saat ini para siswa tengah menikmati liburan sekolah. Karena itu, mekanisme penyaluran MBG tetap disesuaikan dengan kondisi di lapangan melalui Sistem Pangan Peserta Program Gizi.
"Jadi anak-anak tidak dipaksa untuk datang ke sekolah. Silakan saja kalau makanan MBG itu diambil ibunya, ayahnya, atau saudaranya," kata Nanik, seperti dalam keterangan pers yang diketahui, Rabu (24/12/2025).
Ia menjelaskan, sekolah penerima manfaat diberikan pilihan untuk mengajukan permintaan penyaluran MBG selama liburan. Apabila sekolah bersedia menerima, SPPG akan mengirimkan makanan sesuai permintaan dalam bentuk makanan kering.
"Kalau misalnya sekolah tidak mau menerima, wali murid juga tidak mau, maka juga tidak apa-apa, dan tidak dipaksa," kata Nanik.
"Jadi tidak ada yang memaksa anak-anak libur ke sekolah untuk mengambil MBG. Mohon jangan diplintir," tegasnya.
Nanik juga meluruskan anggapan yang menyebut penyaluran MBG di masa liburan sebagai pemborosan anggaran. Menurutnya, justru terjadi penghematan signifikan dalam pelaksanaan program MBG tahun 2025.
"Bayangkan, anggaran MBG tahun 2025 itu Rp71 triliun, targetnya untuk 6 juta penerima manfaat yang terdiri dari anak sekolah dan kelompok 3B, tapi ternyata kami bisa memberi manfaat kepada 50 juta anak Indonesia dan kelompok 3B," ungkap dia.
Penghematan tersebut, kata dia, tidak terlepas dari partisipasi berbagai yayasan dan mitra yang membangun dapur MBG secara mandiri atau Dapur Mandiri. Dengan skema ini, biaya yang dikeluarkan BGN menjadi lebih efisien.
"Akhirnya biaya yang dikeluarkan BGN hanya untuk program MBG Rp15.000 per MBG, gaji karyawan BGN, termasuk SPPG, Ahli Gizi, dan Akuntan di tiap-tiap SPPG, yang saat ini hampir 100.000 dan tersebar dari Sabang sampai Merauke,'' jelas Nanik.
Nanik menegaskan, pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia, sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto agar pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas utama.

