Jakarta, tvrijakartanews — Pemerintah memperkuat langkah antisipasi dan penanganan bencana di sejumlah wilayah Sumatera menyusul cuaca ekstrem yang memicu banjir bandang, tanah longsor, serta kerusakan infrastruktur dan permukiman warga di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut rangkaian bencana tersebut sebagai peringatan serius bagi seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi risiko, terutama menjelang puncak curah hujan hingga awal tahun depan.

AHY menjelaskan, pemerintah telah mengerahkan berbagai langkah taktis di lapangan, termasuk pengoperasian alat berat, pembukaan akses jalan yang terputus, serta pembangunan jembatan darurat guna memastikan tidak ada wilayah terdampak yang terisolasi. Menurutnya, konektivitas transportasi darat menjadi prioritas agar distribusi bantuan dan logistik dapat berjalan optimal.

Selain respons darurat, pemerintah juga melakukan peninjauan langsung ke lokasi bencana untuk memperoleh data kerusakan yang akurat. Data tersebut akan menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan lanjutan, termasuk penanganan infrastruktur dan permukiman warga terdampak.

Dalam penanganan perumahan, AHY menyampaikan bahwa rumah-rumah warga akan ditangani sesuai tingkat kerusakan, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat. Pemerintah juga menyiapkan opsi relokasi bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan risiko tinggi dan dinilai tidak lagi aman untuk dihuni.

AHY menegaskan, penanganan bencana di Sumatera tidak hanya berfokus pada pemulihan jangka pendek, tetapi diarahkan pada upaya membangun kembali secara lebih baik, lebih kuat, dan lebih aman. Pemerintah memastikan koordinasi lintas kementerian, pemerintah daerah, serta seluruh pemangku kepentingan akan terus diperkuat guna menjamin keselamatan masyarakat.