
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor mencatat, sebanyak 368 surat suara untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) mengalami kerusakan. Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor mencatat, sebanyak 368 surat suara untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) mengalami kerusakan
Ketua KPU Kabupaten Bogor M Adi Kurnia mengatakan bahwa, hal itu diketahui setelah proses pelipatan kertas suara Pilpres telah selesai sejak Sabtu 13 Januari 2024 kemarin.
Menurutnya, dari total sebanyak 3.973.004 surat suara yang ada, 368 diantaranya mengalami kerusakan dan selanjutnya akan dikembalikan ke KPU RI.
"Hari ini pelipatan surat suara DPD insya allah hari ini akan selesai dan surat suara Presiden sudah kita selesaikan pada hari Sabtu," kata Ketua KPU Kabupaten Bogor, M Adi Kurnia, pada Senin 15 Januari 2024.
Adi menjelaskan, surat suara yang rusak ini lantaran adanya noda tinta pada kertas. Selain itu, pihaknya juga menemukan adanya kertas suara Pilpres yang robek.
"Rusak itu dominan banyak noda tintanya tidak jelas, dan robek, nantinya kan kita kembalikan ke KPU RI untuk pergantian," bebernya.
Ia menyebut, hingga kini pihaknya masih melakukan proses penyortiran kertas suara DPD. Sehingga, belum diketahui jumlah total kertas suara yang rusak.
"Surat suara DPD kebetulan masih di rekap dan ini nanti bisa keliatan ada berapa banyak surat suara DPD yang rusak," tandasnya.
Selain itu, KPU kabupaten Bogor menargetkan proses lipat, sortir serta packing semua surat suara selesai pada tanggal 29 Januari.
"Kita menargetkan di tanggal 28 Januari sudah selesai semua, dikirim kemungkinan tanggal 29 atau 30 Januari," pungkasnya.
Ia menambahkan, proses sortir lipat dan packing dikerjakan oleh 1.412 ribu orang, yang mana 1.200 diantaranya adalah pekerja harian lepas (PHL) yang diambil dari 2 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor.
"Pekerja ada sekitar 1.200 orang, dari 2 kecamatan, 500 dari kecamatan Citeureup, 700 dari kecamatan Klapanunggal dan kita juga melibatkan PPK untuk packing sebanyak 152 orang dan 60 pengawas," jelas Adi.