Jakarta, tvrijakartanews - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim untuk menambah jumlah anggaran riset di perguruan tinggi tahun ini. Menurut Jokowi, anggaran riset tersebut perlu diperbesar agar peran perguruan tinggi bisa diperkuat.

Jokowi mengatakan jika anggaran diperbesar tahun ini, maka program bakal tetap berjalan. Walaupun dirinya sudah lengser pada Oktober 2024.

"Artinya lagi, Pak Nadiem anggarannya diperbesar. Enggak apa-apa dimulai tahun ini. Nanti kan sudah ganti presiden. Tapi dimulai dulu yang gede (penambahan anggaran risetnya). Jadi Presiden yang akan datang pasti mau tidak mau (akan) melanjutkan," kata Jokowi dalam Forum Rektor Indonesia yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 15 Januari 2024.

Menurut Jokowi, lembaga pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat strategis untuk mencetak SDM unggul dan berkualitas. Selain itu, ia mengatakan perguruan tinggi juga memiliki tugas lembaga riset agar antara universitas dan industri terjadi link and match.

Untuk memperkuat peran risetnya, Jokowi memerintahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Bappenas menjadi pemimpinnya. Kedua badan tersebut Jokowi tugaskan untuk merancang kebutuhan riset untuk menjawab tantangan yang akan dihadapi.

Kepala Negara mengatakan jika Kemendikbudristek sudah mendapatkan anggaran yang besar untuk riset tahun ini, maka siapapun capres yang terpilih di 2024 bakal mengikutinya.

"Entah itu 01, entah itu 02, itu entah 03 (yang terpilih di Pilpres 2024), tapi dimulai dulu. Enggak mungkin kalau sudah di Pak Nadiem, sudah menambahkan banyak, kemudian presiden yang akan datang motong. Enggak akan berani," kata Jokowi.

Adapun nomor 01 yang dimaksud oleh Jokowi merujuk pada pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin. Lalu 02 adalah pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Terakhir 03 adalah pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.