Kementerian ESDM gelar Konferensi pers capaian kinerja tahun 2024. (Tangkap layar laman resmi Kementerian ESDM).
Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan selama 2023 sebanyak 5 fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) telah beroperasi. Saat ini pembangunan smelter yang sudah terbangun 100 persen.
"Pembangunan fasilitas pemurnian mineral yang terintegrasi yang sudah terbangun 100 persen ada lima smelter," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dikutip laman Kementerian ESDM, di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Arifin mengatakan pembangunan fasilitas pengolahan mineral atau smelter merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) yang wajib ditaati dan dilaksanakan.
"Bahan mentah mineral diolah di dalam negeri untuk memberikan nilai tambah dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia," ujar Arifin.
Menurutnya, ke depan direncanakan akan kembali dibangun sebanyak sebelas smelter yang terdiri dari dua smelter nikel, tujuh smelter bauksit, satu smelter besi, dan satu smelter tembaga sehingga total smelter mineral yang terbangun menjadi 16 smelter.
"Ada dua proyek smelter yang saat ini progresnya sudah di atas 90 persen, yakni smelter PT Antam (proyek P3FH) di Maluku Utara. Saat ini dilakukan lelang pembangunan power plant dan PT Sebuku Iron Lateritic Ores di Kalimantan Selatan yang merupakan smelter besi menghasilkan sponge ferro alloy," tutur Arifin.
Arifin menjelaskan ada satu smelter nikel yang perlu diselesaikan dan enam smelter bauksit yang progress pembangunannya antara 30 hingga 60 persen dan satu smelter besi dengan progres 90 persen yang harus diselesaikan, dan satu smelter juga tembaga yang masih dalam penyelesaian.
"Ada dua proyek besar, ya, ada di Gresik dan juga ada di Nusa Tenggara Barat," jelas Arifin.
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswanto menambahkan, pembangunan fasilitas pemurnian mineral sampai dengan akhir 2023 telah tercapai sebanyak lima unit dari target yang ditetapkan sebanyak tujuh unit smelter terintegrasi.
"Lima smelter yang telah selesai masa pembangunan yakni, smelter PT Aneka Tambang di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, PT Vale Indonesia di Sulawesi Selatan, PT Wanatiara Persada di Maluku Utara, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara dan smelter PT Weda Bay Nickel di Maluku Utara," ungkap Bambang.