
Ganjar Pranowo saat berdiskusi dengan HKTI di Magetan, Jawa Timur. Foto TPN Ganjar-Mahfud
Jakarta, tvrijakartanews - Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo menerima keluhan dari petani hingga pelaku UMKM soal kelangkaan pupuk dan Food Estate. Hal itu Ganjar terima saat berdialog di Magetan, Jawa Timur, pada Kamis kemarin.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Magetan, Darsono yang hadir dalam dialog tersebut mengungkapkan permasalahan krusial terkait pupuk bersubsidi, yang kini dihadapi petani di seluruh Indonesia.
“Tolong Pak, kuota pupuk bersubsidi ditambah. Dari 99 komoditas pertanian yang mendapatkan pupuk bersubsidi, sekarang tinggal 9 komoditas saja, setelah diterbitkan Permentan baru," kata Darsono dikutip pada Jumat, 19 Januari 2024.
Selain berkurangnya kuota pupuk bersubdisi, Darsono juga mengeluh pasokannya yang sangat sedikit. Ia menjelaskan untuk standar 3 kwintal pupuk per hektare, kini petani hanya menerima 70 kilogram per hektare.
"Bagaimana hasil panen bagus, Pak. Pupuk yang diberikan banyak berkurang. Kami tahu, kuota pupuk bersubsidi dikurangi karena beban anggaran negara berat. Tapi, anggarannya malah buat program Food Estate yang sekarang mangkrak," kata dia.
Food Estate merupakan Program Strategis Nasional 2020-2024 yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Proyek ini berada di bawah kendali Menteri Pertanian dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berdasarkan Perpres Nomor 108 Tahun 2022.
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan keterangan pemerintah atas UU APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan di Parlemen, pada 16 Agustus 2023 menyatakan, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 108,8 triliun untuk membangun Food Estate di Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.
Dana sebesar Rp108,8 triliun itu dialokasikan untuk meningkatkan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan. Selain itu, pemerintah juga bertekad untuk meningkatkan produksi pangan domestik, memperkuat kelembagaan petani, mendukung pembiayaan, dan perlindungan usaha tani.
Lebih lanjut, Darsono mengatakan dana sebesar Rp108,8 triliun untuk membangun proyek Food Estate dinilai telah mangkrak. Ia berpendapat lebih baik dana itu digunakan untuk menambah kuota pupuk bersubsidi bagi petani supaya panen membaik.
Sebab, kata dia, anggaran lebih dari seratus triliun rupiah itu dinilai terbuang sia-sia. Bahkan, proyek Food Estate hanya berimbas pada penebangan hutan yang tidak menghasilkan apa pun.
"Mending buat menambah kuota pupuk bersubsidi, pasti manfaatnya lebih dirasakan oleh rakyat. Kalau Pak Ganjar terpilih menjadi Presiden, tolong program ini ditinjau ulang," ucapnya.
Mendapat keluhan tersebut, Ganjar menyatakan sepakat. Ia menyebut bahwa kuota pupuk bersubsidi harus ditambah agar petani kecil tidak kesulitan.
"Selain itu, kita juga harus membangun pabrik pupuk sendiri agar kebutuhan kita tidak terlalu mengandalkan negara lain. Saya sepakat bahwa kita harus seefisien mungkin dalam penggunaan anggaran agar tepat sasaran," kata Ganjar Pranowo.

