Jakarta, tvrijakartanews - Forum Perjuangan Anies-Muhaimin (Forju AMIN) telah mendeklarasikan sejumlah asosiasi maritim dan organisasi nelayan indonesia yang siap untuk memenangkan pasangan calon (paslon) nomor 01, Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam kontestasi pemilu 2024.

Kegiatan deklarasi ini diselenggarakan di Posko Pemenangan Timnas AMIN, Menteng, Jakarta Pusat. Rabu (24/1/2024).

Dalam keterangannya, saat ini sudah ada 30 asosiasi maritim dan organisasi nelayan indonesia dari berbagai sektor, di antaranya seperti pengusaha galangan kapal, pengusaha juragan kapal nelayan, pengepul ikan, industri ikan kering, pembudidaya, petambak, petani garam, petani rumput laut, nelayan lobster, Pelaut.

"Gema Pelaut AMIN ini bisa support suara. Saya bisa berkata, rata-rata bisa support lima juta suara. Kalau dapat suara 90 persen sudah luar biasa. Harapan kita 14 Februari, suara AMIN itu insyaallah satu putaran," kata Koordinator Forum Perjuangan Anies-Muhaimin (Forju AMIN) Pusat, Winston Herlanjaya kepada wartawan.

Winston menjelaskan pihaknya akan menyediakan satu juta saksi di sejumlah TPS, hal ini dalam bentuk upaya pemenangan paslon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Pihaknya juga telah menargetkan akan memperoleh sebanyak lima juta suara dari Gema Pelaut AMIN.

"Kesiapan menjadi bagian dari gerakan 1juta saksi yang mengisi TPS - TPS seluruh Indonesia sehingga yakin berkontribusi aktif dalam Pemenangan Pasangan AMIN: Anies-Muhaimin, Forju Amin menargetkan target suara dari Gema pelaut Amin sebanyak 5.000.000 (Lima Juta) suara," lanjut Winston.

Winston menilai paslon nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar nantinya bakal lebih memperhatikan serta mensejahterakan khususnya masyarakat yang berada di daerah pertemuan antara darat dan laut atau pesisir.

"Visi Anies yang sangat penting adalah Agro Maritim yang menjamin kesejahteraan, pemerataan dan keadilan bagi seluruh masyarakat pesisir,"

"Setiap kebijakan termasuk dalam bidang infrastruktur, Anies menempatkan keadilan dan kesetaraan nomor pertama, baru dilihat aspek kepentingan publik, ilmu pengetahuan (sains) dan terakhir aspek regulasi," kata Winston.