
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto (Kanan). (tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - PT Mandiri Sekuritas menyampaikan tren obligasi korporasi (corporate bond) akan lebih positif pada 2024, dibandingkan pada 2023.
"terdapat tiga alasan obligasi korporasi berpeluang positif pada tahun ini, diantaranya, pertama, ada sebanyak Rp140 triliun obligasi korporasi akan jatuh tempo pada tahun ini, sehingga berpeluang adanya refinancing," kata Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto kepada wartawan di Menara Mandiri, Jakarta, Senin (29/1/2024).
Handy mengatakan kedua arah pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan solid pada tahun ini, sehingga kebutuhan ekspansif masih akan tinggi. Ketiga, dari sisi cost of fund, dimana Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuannya.
"Sehingga imbal hasil obligasi (yield bond) akan ikut menurun, sehingga menciptakan potensi emiten refinancing date costnya bisa lebih murah pada 2024," ujarnya.
Lebih lanjut, Handy memperkirakan imbal hasil obligasi Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun akan berpotensi turun ke level 5,9 persen atau kisaran di 5,8-6,0 persen, dimana return investasi di pasar obligasi pada 2024 diperkirakan akan memberikan imbal hasil sekitar 9,8 persen.
”Di tengah gejolak global yang tinggi pada 2023, dari tensi geopolitik yang meningkat, tingkat suku bunga global yang tinggi, pasar obligasi Indonesia terbukti resilien dan masih memberikan return 8,7 persen. Kami memperkirakan, kinerja positif ini masih akan berlanjut di 2024-2025,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Chief Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan berada sekitar 5,1 persen pada 2024, ditopang oleh faktor-faktor seperti konsumsi rumah tangga dan inflasi.
“Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 akan mendorong konsumsi, meski investasi berpotensi sedikit melambat karena menunggu hasil Pemilu dan arah kebijakan di masa depan,” ujar Rangga.
Pihaknya juga memproyeksikan inflasi tetap stabil di sekitar 3,2 persen pada 2024, suku bunga Bank Indonesia (BI) akan turun sebesar 75 basis poin ke 5,25 persen, serta nilai tukar rupiah diperkirakan menguat ke level Rp14.900 secara rata-rata, namun masih dipengaruhi volatilitas ekonomi global di kuartal I-2024.