Rencana BI Turunkan Suku Bunga, Rupiah Ditutup Menguat 15 Poin
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

ilustrasi rupiah

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah terhadap ditutup menguat 15 poin atau 0,09 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Kamis (1/2/2024). Penguatan rupiah didorong faktor internal yakni BI memberi sinyal menurunkan suku bunga.

Dilansir data Bloomberg, rupiah menguat 18 poin atau 0,11 persen ke level Rp15.764 per USD. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah menguat 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp15.759 per USD.

Direktur PT Laba Forexindo, Ibrahim Assuaibi mengatakan Bank Indonesia memberi sinyal adanya peluang menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate. Namun sebelum melakukan itu, BI akan tetap fokus pada upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Peluang untuk penurunan suku bunga terbuka. Di semester kedua 2024, BI memprediksi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan melakukan penurunan suku bunga," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Ibrahim menambahkan meski masih dibayangi ketidakpastian, kondisi fundamental ekonomi terjaga. Inflasi terjaga dan neraca perdagangan surplus.

"Kebijakan moneter BI tetap diarahkan prostability," ujarnya.

Dikatakan Ibrahim, Pada Januari 2024, BI tetap mempertahankan tingkat suku bunga di level 6 persen. Secara bersamaan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2024 inflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,19.

"Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2024 terhadap Januari 2023) tercatat 2,57 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Januari 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 0,04 persen," tuturnya.

Tingkat inflasi bulanan Januari 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.

"Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,18 persen mtm dengan andil 0,05 persen," imbuhnya.

Pertaruhan The Fed Turunkan Suku Bunga

Disisi lain, Fed meremehkan pertaruhan penurunan suku bunga lebih awal, pasar sekarang melihat adanya penurunan pada bulan Mei Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa kekakuan inflasi baru-baru ini akan menghalangi bank sentral untuk melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat.

Hal ini membuat sebagian besar pedagang mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga paling lambat pada bulan Maret 2024. Namun Powell masih mencatat banyak kemajuan dalam perjuangan bank sentral melawan inflasi, dan juga menunjukkan berlanjutnya ketahanan perekonomian AS.

Ibrahim mengatakan Komentarnya membuat para pedagang mulai memperkirakan kemungkinan bahwa bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga mulai Mei 2024.

"Para pedagang juga memperhitungkan anggapan bahwa penundaan suku bunga The Fed akan menyebabkan bank tersebut melakukan pelonggaran moneter secara lebih agresif pada tahun 2024, yang mengarah pada penurunan suku bunga yang lebih dalam," ucapnya.

Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 60 persen untuk penurunan 25 basis poin di bulan Mei. Di Asia, Sebuah survei swasta menunjukkan bahwa sektor manufaktur Tiongkok tumbuh seperti yang diperkirakan pada bulan Januari, namun laju pertumbuhannya kini tampak melambat.

"Data terpisah menunjukkan penjualan rumah di negara tersebut anjlok pada bulan Januari, menunjukkan adanya tekanan yang lebih besar pada memburuknya krisis properti," tandasnya.