Indusrialisasi Terus Digenjot Supaya Ekonomi Tumbuh Melesat
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hatarto. (Foto: Chaerul Halim).

Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terus mendorong industrialisasi untuk terus digenjot supaya realisasi pertumbuhan ekonomi bisa melesat. Namun, permasalahannya kontribusi manufaktur terhadap PDB terus menurun sejak era 2000.

"Pada tahun 2002, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB mencapai 32 persen, dan terus merosot hanya menjadi 18,3 persen pada 2022," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Airlangga mengatakan pada 2023 pun kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB juga masih stagnan di kisara 18 persen, yakni 18,67 persen.

"Memang kita lihat dibanding tahun 2000 size ekonomi kita membesar sehingga kontribusi industrinya relatif sekitar 20 persen," ujarnya.

Menurutnya, strategi yang akan digunakan untuk terus memperbesar peran industri manufaktur itu adalah dengan mengkombinasikan peranannya melalui integrasi dengan kinerja pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa.

"Pengkombinasian hubungan antara industri pengolahan atau manufaktur dengan sektor perdagangan dan jasa sudah banyak dilakukan di negara-negara maju, untuk terus mempertahankan laju pertumbuhan ekonominya," tuturnya.

Skema itu dikenal dengan istilah servicification. Mengutip catatan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, servisifikasi ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas jasa yang terkait manufaktur seperti kegiatan desain, riset dan pengembangan, serta purnajual.

Dengan demikian, meskipun kontribusi sektor industri pengolahan mengalami penurunan, namun kondisi tersebut belum membuktikan adanya gejala deindustrialisasi prematur.

"Jadi kalau kita lihat ke depan integrasi di negara maju sudah ada integrasi antara industri manufaktur dan perdagangan dan servicenya, sehingga sering disebut servisifikasi, terutama dengan teknologi digital," tambahnya.

Dengan strategi integrasi sektor manufaktur dengan sektor perdagangan dan jasa, ia memastikan, kontribusinya ketiganya terhadap PDB akan tetap setara dengan kontribusi sektor manufaktur saat periode 2022 yang sebesar 32%.

"kalau disatukan kontribusi sektor tersebut itu dekati 31%, jadi itu relatif solid dan kuat," pungkasnya.