Kepala Pusat Data dan Analisis BPBD (Pusdatin), Muhammad Yohan Poli. (Foto: istimewa).
Jakarta, tvrijakartanews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mempersiapkan sejumlah upaya untuk mengantisipasi bencana alam banjir hingga tanah. Salah satunya membangun infrastruktur pengendali banjir.
Kepala Pusat Data dan Analisis BPBD (Pusdatin), Muhammad Yohan Poli mengatakan pembangunan infrastruktur pengendali banjir yang saat ini tengah dikerjakan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kemenyerian PUPR, yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kedua bendungan di kawasan hulu ini merupakan bendungan kering yang memiliki daya tampung kurang lebih 6,05 juta meter kubik, sehingga diharapkan bisa mengatasi banjir.
"Bendungan Ciawi dan Sukamahi diharapkan dapat mereduksi dari 464 juta meter kubik menjadi 318 juta meter kubik," kata Yohan dalam keterangannya, Minggu (18/2/2024).
Selain itu, ada pula pembangunan sodetan ciliwung sepanjang 1.268 meter di Jatinegara, yang dapat mengalirkan debit air hingga 60 m3 per detik.
Sodetan yang membentangi Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur dan Kali Cipinang ini diiharapkan ini dapat bekerja efekif untuk mengurangi tinggi dan durasi genangan banjir pada area seluas 107 hektar.
Yohan menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga telah memiliki Saringan Sampah Ciliwung di kawasan Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan.
Dia mengklaim, saringan sampah ini efektif menahan sampah yang didominasi dengan sampah batang pohon kayu dan bambu agar tidak sampai ke pusat kota Jakarta hingga ke lautan.
"Bukan hanya efektif dalam menyaring sampah, Saringan Sampah Ciliwung juga bekerja sebagai pengolahan sampah yang hasilnya dapat menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara bernama refuse derived fuel (RDF)," ucapnya.
Di kawasan hilir Jakarta, lanjut Yohan, Kementerian PUPR telah membangun Stasiun Pompa Ancol Sentiong berkapasitas 50.000 liter per kubik, yang dapat mereduksi potensi banjir seluas 879 hektar yang berada di tujuh kecamatan di Jakarta.
Selain pembangunan infrastruktur pengendali banjir, Yohan mengatakan, Dinas SDA juga melakukan pengerukan lumpur pada kali hingga waduk untuk meningkatkan kapasitas daya tampung air. Kegiatan ini telah dilakukan sepanjang tahun sejak Januari hingga Desember 2023.
"Sebanyak 240 unit alat berat untuk mengeruk kali atau sungai guna mengurangi sedimentasi lumpur sebagai upaya antisipasi banjir jika debit air hujan tinggi," ucap dia.
Di samping itu, Dinas SDA juga menyiagakan, 845 pintu air di 589 lokasi, 578 unit pompa stasioner di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile untuk mengoptimalisasikan pengoperasian sarana dan prasarana pengendali banjir.
Menurut Yohan, posko siaga bencana turut tersedia di 267 kantor kelurahan yang ada di Jakarta. Kemudian, BPBD DKI Jakarta juga memiliki posko antisipasi bencana di tingkat provinsi yang beroperasi 24 jam untuk memonitor posko siaga bencana.
"BPBD DKI Jakarta memiliki 267 petugas penanggulangan bencana atau TRC yang bersinergi dengan lebih dari 4.000 personel pasukan biru milik Dinas SDA dan ribuan personel lainnya yang berasal dari Dinas Gulkarmat, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Bina Marga, yang bertugas selama 24 jam," tambah dia.
Adapun, masyarakat yang memerlukan bantuan berkaitan dengan bencana dapat menghubungi 112 (Jakarta Siaga) secara gratis yang beroperasi 24 jam non-stop.
Untuk aduan kondisi kemasyarakatan lainnya dapat diadukan melalui Cepat Respon Masyarakat (CRM) yang mengintegrasikan seluruh kanal pengaduan resmi Pemprov DKI Jakarta seperti JAKI atau media sosial.