Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1 Persen, BI Ajak Investor Berinvestasi
EkonomiNewsHotAdvertisement
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Tangkap layar youtube Bank Mandiri)

Jakarta, tvrijakartanews - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengajak para investor tak ragu untuk berinvestasi karena Indonesia memiliki banyak potensi untuk mendapat keuntungan lebih besar. Saat ini Ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen.

"Pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan 5,1 persen dan siklus perekonomian akan terus naik. Bank Indonesia memperkirakan Indonesia akan mencapai tataran puncak pada 2027 sehingga masih ada ruang untik tumbuh," kata Perry ditemui di pembukuan Mandiri Investmen Forum do Jakarta, Selasa (5/2/2024).

Perry mengatakan pihaknya optimis melihat perkembangan perekonomian Indonesia di masa mendatang, mengingat ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen sepanjang 2023.

"Saat banyak negara memiliki pertumbuhan di bawah 5 persen bahkan ada yang berjuang keras menghadapi inflasi," tuturnya.

Dia menambahkan saat ini perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh positif dalam kisaran 4,75 hingga 5 persen tahun ini dan 4,8 hingga 5,6 persen pada 2025 didukung oleh kinerja ekspor, tingkat konsumsi golongan menengah dan atas, serta investasi.

"Kinerja perekonomian Indonesia memang masih belum optimal (below potential output) sehingga masih ada ruang untuk berkembang. Kinerja ekonomi kita masih akan terus meningkat," ujarnya.

Bank Indonesia memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level puncak pada 2027.

Demi memaksimalkan potensi tersebut, ia menuturkan bahwa pihaknya kini fokus memastikan tingkat inflasi terjaga pada kisaran 2,5 plus minus 1 persen dalam dua tahun mendatang.

Dia menyatakan bahwa Bank Indonesia memproyeksikan tingkat inflasi tahunan akan mencapai 2,8 persen pada 2024 dan turun menjadi 2,6 persen tahun depan.

Perry juga menyoroti potensi pertumbuhan sektor perbankan yang menurutnya masih akan didukung oleh pertumbuhan kredit yang mencapai dua digit, yaitu sekitar 11 hingga 13 persen.

Untuk mendorong pertumbuhan ini, ia menyampaikan bahwa pihaknya akan melanjutkan pemberian insentif likuiditas untuk mendukung bank untuk memperluas pemberian pinjaman.

Dia menyebutkan bahwa total insentif yang disiapkan yaitu sebesar Rp268 triliun, namun baru terpakai sekitar Rp150 triliun.

“Semakin besar pinjaman yang diberikan, kami akan memberikan semakin banyak insentif likuiditas,” pungkasnya.