
Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono. (Tangkap layar Youtube Bank Indonesia)
Jakarta tvrijakartanews - Bank Indonesia (BI) menyebutkan cadangan devisa Indonesia mencapai USD144 miliar pada akhir Februari 2024. Jumlah tersebut menurun dibandingkan pada akhir Januari 2024 sebesar USD145,1 miliar.
"Penurunan posisi cadangan devisa ini antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Erwin mengatakan saat ini posisi cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Kami menilai cadangan devisa itu mampu menopang ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tuturnya.
Lebih lanjut, Erwin menjelaskan Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.
"Seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," jelasnya.
Sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Januari 2024 sebesar 2,02 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Desember 2023 sebesar 3,29 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan Januari 2024 yang berlanjut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas.
Neraca perdagangan nonmigas Januari 2024 mencatat surplus sebesar 3,32 miliar dolar AS, seiring dengan tetap kuatnya ekspor nonmigas yang mencapai 19,13 miliar dolar AS.
Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh kuatnya ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, serta alas kaki.

