Kasus DBD di Kabupaten Tangerang Mencapai 1.200 Kasus
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Gedung RSUD Kabupaten Tangerang

Tangerang, tvrijakartanews - Sebanyak 1.200 warga Kabupaten Tangerang menderita demam berdarah dengue (DBD). Data ini dicatat oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang sejak awal tahun 2024. Adapun rincinya yaitu untuk Januari 2024 sebanyak 600 kasus, sementara Februari dengan total 600 kasus.

"Jumlah penderita DBD di wilayah Kabupaten Tangerang jika ditotal secara keseluruhan dalam dua bulan terakhir mencapai 1.200 kasus," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr Achmad Muchlis, Jumat (8/3/2024).

Warga yang tertular DBD itu berasal dari segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia atau lansia, dan 4 orang diantaranya meninggal dunia. Seluruh pasien mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan daerah, baik Puskesmas maupun rumah sakit.

"Kasus DBD yang diakibatkan oleh nyamuk aedes aegypti itu telah menjangkit segala usia mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia (lansia). Dan untuk kasus DBD ini, di bulan Februari ada empat pasien meninggal dunia, di antaranya dari wilayah Panongan, Jambe dan Cikupa," ujarnya.

Dinkes Kabupaten Tangerang pun menginstruksikan seluruh fasilitas kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit untuk meningkatkan kesiagaan. Tak hanya itu petugas kesehatan juga diimbau untuk lebih aktif memberikan sosialisasi tentang pencegahan dan bahayanya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

"Di seluruh tempat kesehatan kita sudah siapkan obat-obatan, fogging nyamuk dan fasilitas pencegah DBD lainnya. Bahkan, kita sudah berkoordinasi agar seluruh Puskesmas dan RS milik daerah serta swasta agar bersiaga," jelasnya.

Muchlis mengingatkan masyarakat agar dapat memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, seperti selalu mengecek tempat penampungan air yang bisa menjadi perkembangan jentik nyamuk dan selalu menerapkan gerakan 3M plus yakni Menguras, Menutup serta Mengubur.

"Imbauan agar warga masyarakat untuk mau memeriksa jentik rumah masing-masing (satu rumah satu jumantik) untuk menurunkan kasus DBD ini," ungkapnya.